BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pemahaman elastisitas
dari permintaan dan penawaran yakni apa
yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk
kurva dari masing masing elastisitas, dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan
adanya pemahaman elastisitas tersebut kita dapat mengukur sejauh mana pembeli
dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud
berkaitan dengan perubahan harga atau dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat
kepekaan permintaan dan penawaran
terhadap perubahan harga. Oleh karena itu Elastisitas merupakaan ukuran sejauh
mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi
yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga. Dengan kata lain, elastisitas
merupakan derajat kepekaan permintaan
dan penawaran terhadap perubahan harga.
Dalam analisis ekonomi,
secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, pengukuran tersebut sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh
mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Untuk dapat mengukur
sejauh mana responsif dari permintaan tersebut, perlu dikembangkan suatu
pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh
perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas
permintaan.Elastisitas permintaan dibedakan menjadi tiga konsep yaitu
elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan
elastisitas permintaan silang.
Jumlah permintaan dan
penawaran sangat mempengaruhi harga, karena jika permintaan naik sedangkan
penawaran tetap atau sedikit, maka akan terjadi kelangkaan barang (jika
factor-faktor lain dianggap tetap atau cateris paribus), kelangkaan barang akan
mengakibatkan naiknya harga. Namun sebaliknya jika penawaran banyak sedangkan
permintan sedikit, maka harga akan menjadi murah.
B.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan latar
belakang diatas maka tujuan makalah ini ialah sebagai berikut.
1.
Mengetahui jumlah penduduk dan pertumbuhan
penduduk setiap tahun
2.
Menjelaskan pertumbuhan pendapatan
pertahun.
3.
Menjelaskan konsumsi kayu perkapita dan
permintaan kayu pada 15 tahun yang akan datang.
C.
Ruang
Lingkup Materi
Guna mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan, penulis mempergunakan metode kepustakaan. Pada
metode ini, penulis membaca buku dan literatur yang berhubungan dengan
penulisan makalah. Makalah ini disusun secara sistematis, yaitu penulis
menguraikan permasalahan mengenai kondisi kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
manusia, dan mengungkapkan pembahasan mengenai solusi dari permasalahan yang
telah diuraikan sebelumnya. Dalam hal ini juga membahas mengenai peran serta
manusia/individu itu sendiri dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
ada.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Elastisitas Ekonomi
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan
perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya.
Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau
reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Penggunaan paling umum dari konsep
elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan terjadi jika harga
barang/jasa dinaikkan (S.S Wilks, 1994).
Konsep elastistas digunakan untuk mengukur sampai dimana
besarnya respon/kepekaan variabel terikat jika terjadi perubahan pada variabel
bebas tertentu. Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya
angka koefisien elastisitas/indeks elastisitas. Elastisitas sendiri memiliki
pengertian perubahan yang akan terjadi apabila satu atau lain hal berubah atau
mengukur seberapa dalam perubahan demandnya (Boediono, 2001).
Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga
terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan
sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini
sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia
peroleh (Sukirno, 2013).
B.
Koefisien Elastisitas
Besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien
elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E. Koefisien elastisitas
permintaan adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah
barang yang diminta dengan perubahan harganya. Dalam perhitungan koefisien
elastisitas permintaan, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui
bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga
akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan). Adapun yang
dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan
perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan
harganya (Boediono, 2001).
C.
Elastisitas
Permintaan
Besarnya reaksi konsumen terhadap perubahan harga sangat
penting bagi produsen. Tujuannya adalah agar produsen dapat menentukan tingkat
harga yang menguntungkan. Elastisitas permintaan adalah ukuran drajat kepekaan
permintaan terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan suatu alat atau
konsep yang digunakan untuk mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang
yang di beli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus) (Putong, 2010).
Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variable pertama yang
mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, Elastisitas yang
dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price
elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga
barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila
dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income
elasticity) (Putong, 2010).
1.
Elastisitas
Harga (Price Elasticity Of Demand)
Elastisitas harga permintaan adalah
derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat berubahnya harga barang
atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada presentasi perubahan
jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan dengan harga dipasar,
sesuai dengan hokum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang
turun dan sebaliknya (Putong, 2010).
Elastisitas
permintaan digunakan untuk menjelaskan tingkat kepekaan permintaan suatu barang
terhadap perubahan harga barang tersebut. Angka yang mengukur besarnya pengaruh
perubahan harga atas perubahan jumlah barang yang diminta disebut koefisien
elastisitas permintaan, dilambangkan (Ed). Adapun rumusnya (Putong,
2010):
Keterangan :
Ed :
Elastisitas Harga Permintaan
∆Q :
Perubahan jumlah barang yang di minta
Q :
Jumlah barang yang di minta
∆P :
Perubahan Harga
P :
Harga
2.
Elastisitas
Silang (Cross Elasticity of Demand)
Elastisitas
silang menunjukan hubungan antara jumlah barang yang di minta terhadap
perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut.
Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap
(Putong, 2010).
Keterangan:
EXA : Elastisitas Silang
∆Qx : Perubahan Jumlah barang X yang di minta
Qx : Jumlah barang X yang di minta
∆PA : Perubahan Harga barang A
PA : Perubahan harga A
3.
Elastisitas
Pendapatan (Ey)
Elastisitas pendapatan (Ey) adalah
prosentase perubahan kuantitas barang yang diminta akibat terjadinya perubahan
pendapatan (Putong, 2010).
Keterangan:
Ey :
Elastisitas Pendapatan
∆Qx :
Perubahan jumlah barang yang diminta
Qx :
Jumlah barang yang diminta
∆Y :
Perubahan Pendapatan
Y :
Pendapatan
4.
Jenis-jenis
elastisitas permintaan
Jenis-jenis elastisitas permintaan
terbagi atas lima jenis, diantaranya sebagai berikut (Putong, 2010):
a. Permintaan Inelastis Sempurna (E =
0)
Perubahan
harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya
berbentuk vertikal.
b. Permintaan tidak elastis/inelastis (
E < 1 ).
Permintan
in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan
permintaan. Nilai E < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan
jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil.
c. Permintaan Elastis Uniter (E = 1)
Koefisien
elastisitas permintaaan uniter adalah satu (E=1), artinya perubahan harga
diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama.
d. Permintaan Elastis ( E >1 )
Permintaan
elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. E
> 1, artinya perubahan harga sedikit saja, akan diikuti jumlah permintaan
dalam jumlah yang lebih besar.
e. Permintaan tak terhingga elastis
sempurna (E= ~ )
Bahwa
Berapapun jumlah barang yang diminta, harganya tetap. Dengan demikian, kurvanya
berbentuk horisontal.
5.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
elastisitas permintaan
a. Ada beberapa faktor yang menentukan
elastis harga permintaan, yaitu (Boediono, 2001):
1) Tersedia atau tidaknya barang
pengganti dipasar
2) Jumlah pengguna atau tingkat
kebutuhan dari barang tersebut
3) Jenis barang dan pola preferensi
konsumen
4) Periode waktu yang tersedia untuk
menyesuaikan terhadap perubahan harga atau priode waktu penggunaan barang
tersebut
5) Kemampuan relative anggaran untuk
mengimpor barang
b. Elastisitas akan besar bilamana
(Boediono, 2001):
1) Terdapat banyak barang subtitusi
yang baik
2) Harga relative tinggi
3) Ada banyak kemungkinan-kemungkinan
penggunaan barang lain
c. Elastisitas umumnya akan kecil,
bilamana (Boediono, 2001):
1) Benda tersebut digunakan dengan
kombinasi benda lain
2) Barang yang bersangkutan terdapat
dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah
3) Untuk barang tersebut tidak terdapat
barang-barang subtitusi yang baik dan benda tersebut sangat dibutuhkan
D.
Elastisitas
Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) yaitu prosentase perubahan jumlah
barang yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri. koefisien
elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar
kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan rumus sebagai
berkut (Santoso, 2006):
Keterangan:
ΔQS : Perubahan jumlah penawaran
ΔP : Perubahan harga barang
P : Harga barang mula-mula
QS : Jumlah penawaran mula-mula
Es : Elastisitas penawaran
1.
Jenis-jenis
Elastisitas Penawaran
Adapun jenis-jenis elastisitas
penawaran terbagi atas lima, diantaranya adalah sebagai berikut (Santoso, 2006):
a. Penawaran elastis (Es > 1 )
Perubahan
harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran, atau
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran
yang lebih besar.
b. Penawaran Inelastis ( E < 1 )
Perubahan
harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran, atau persentase perubahan
penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan harga.
c. Penawaran Uniter elastis ( E = 1 )
Elastisitas penawaran dimana
persentase perubahan jumlah produk yang ditawarkan sama dengan persentase
perubahan harga produk.
d. Penawaran Inelastis sempurna ( E = 0
)
Inelastis sempurna adalah elastis
yang bernilai nol, artinya berapa pun harganya, jumlah produk yang ditawarkan
tetap.
e. Penawaran Elastis Sempurna (E = ~)
Penawaran elastis sempurna terjadi
jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga,
sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau X.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
elastisitas penawaran
Berikut ini
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran, yaitu (Gilarso,
2003):
a. Barang hasil pertanian bersifat
inelastis karena sukar untuk dikurangi atau ditambah dengan segera bila terjadi
perubahan harga sebaliknya barang hasil industri lebih bersifat elastis.
b. Dalam jangka pendek, jika terjadi
perubahan harga maka produsen sulit untuk mengubah barang yang ditawarkan
sehingga penawarannya bersifat inelastis. Sebaliknya dalam jangka pendek dimana
produsen mampu mengubah biaya tetap maka sifat penawarannya lebih elastis.
c. Munculnya atau menghilangnya produk
saingan.
d. Adanya terobosan untuk membuat
barang baru.
Ada dua
faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran,
yaitu: sifat dari perubahan biaya produksi dan jangka waktu dimana penawaran
tersebut dianalisis. Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu,
apabila harga berubah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi
produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan
perubahan harga tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah (Rahardja, 2008):
1) Immediate
Run/ Momentary Period/ Market Period, suatu priode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah
barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada
dipasar, kurva penawarannya in elastis sempurna.
2) The
short run, adalah
suatu priode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi
barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk
pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas
kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran unity.
3) The
long run, adalah
suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam
pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk mengembangkan
perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis.
E.
Elastisitas
dan Penerimaan
Elastisitas berhubungan
dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan harga, pada suatu kurva
permintaan atau penawaran tertentu. Elastisitas perlu diketahui oleh penjual
sebab; jika jumlah barang besar reaksinya terhadap perubahan harga, maka suatu
penurunan harga akan menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk barang
tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan. Jika jumlah barang tidak ada atau
kecil reaksinya terhadap perubahan harga, maka penurunan harga hanya akan
menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual dari penjualan barang
tersebut (Sukwiaty,
1995).
Bagi penjual yang penting
adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas dan jumlah penerimaan
penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka akan menghasilkan
jumlah penerimaan, karena total penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar
adalah sama dengan harga produk kali dengan harga barang yang dijual (TR = P x
Q). Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa
yang akan terjadi terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang akan
terjadi dengan total pengeluaran konsumen bila harga berubah (Sukwiaty, 1995).
Sepanjang kurva
permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak berlawanan arah,
suatu penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang lebih rendah
dan suatu kenaikkan kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR) (Sukwiaty, 1995).
Pada permintaan yang
elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase kenaikkan kuantitas yang
dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan
jumlah penerimaan. Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga
akan memberikan kenaikkan kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada
penurunan harga, sehingga jumlah penerimaan penjual menjadi turun. Pada
permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama dengan
persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika
terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya (Sukwiaty, 1995).
Oleh karena itu, seorang
penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan elastisitas permintaan
setiap tingkat harga tersebut. Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat
memberikan cara yang cepat, untuk meneliti apakah suatu titik berada pada titik
elastis, in elastis dan unitari, dengan cara (Sukwiaty, 1995):
1. Bilamana
P diturunkan dan TR menurun pula, maka permintaan adalah inelastis, atau jika P
dan TR bergerak arah yang sama, maka Eh < 1;
2. Bilamana
P diturunkan dan menyebabkan TR meningkat, maka permintaan adalah elastis, atau
jika P dan TR bergerak berbeda arah, maka Eh > 1;
3. Bilamana
P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka permintaan bersifat
elastis kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah, ketika P berobah, maka Eh
= 1.
F.
Kurva
Elastisitas Permintaan Dan Penawaran
a. Kurva Elastisitas Permintaan
b.
Kurva elastisitas Penawaran
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Data
yang Diketahui
Adapun data yang
diketahui, yaitu :
1. Jumlah
penduduk saat ini 5 juta.
2. Pertumbuhan
penduduk 3% per-tahun.
3. Income
perkapita US$ 400
4. Pertumbuhan
pendapatan 3% / tahun
5. Konsumsi
kayu pada saat ini 300.000 m3 atau 0,06 m3 perkapita
6. Elastisitas
pendapatan 0,8
Ditanyakan
:
Berapa
demand kayu pada 15 tahun yang akan dating ?
Tahun
|
Jumlah Penduduk
|
Income Perkapita
|
Permintaan Kayu
|
0
|
5.000.000
|
$400
|
|
1
|
5.150.000
|
$412
|
|
2
|
5.304.500
|
$424.36
|
|
3
|
5.463.635
|
$437.09
|
|
4
|
5.627.544
|
$450.2
|
|
5
|
5.796.370
|
$463.7
|
|
6
|
5.943.261
|
$477.61
|
|
7
|
6.121.559
|
$491.93
|
|
8
|
6.305.206
|
$506.68
|
|
9
|
6.494.362
|
$521.88
|
|
10
|
6.689.193
|
$537.53
|
|
11
|
6.889.869
|
$553.65
|
|
12
|
7.096.565
|
|
|
13
|
7.282.461
|
|
|
14
|
7.500.935
|
|
|
15
|
7.725.963
|
|
|
B.
Perhitungan
1. Berapakah
jumlah penduduk setelah 15 tahun
Tahun 0 =
5.000.000 jiwa
Tahun 1 =
5.000.000 + 5.000.000x3%
=
5.000.000 + 150.000
=
5.150.000 jiwa
Tahun 2 =
5.150.000 + 5.150.000x3%
=
5.150.000 + 154500
=
5.304.500 jiwa
Tahun 3 = 5.304.500 + 5.304.000x3%
=
5.304.500 + 159.135
=
5.463.635 jiwa
Tahun 4 =
5.463.635 + 5.463.635x3%
=
5.463.635 + 163.909
=
5.627.544 jiwa
Tahun5 =
5.627.544 + 5.627.544x3%
=
5.627.544 + 168826
=
5.796.370 jiwa
Tahun 6 =
5.796.370 + 5.796.370x3%
=
5.796.370 + 173.891
=
5.943.261 jiwa
Tahun 7 =
5.943.261 + 5.943.261x3%
=
5.943.261 + 178.298
=
6.121.559 jiwa
Tahun 8 =
6.121.559 + 6.121.559x3%
=
6.121.559 + 183.647
=
6.305.206 jiwa
Tahun 9 =
6.305.206 + 6.305.206x3%
=
6.305.206 + 189.156
=
6.494.362 jiwa
Tahun 10 =
6.494.362 + 6.494.362x3%
=
6.494.362 + 194.831
=
6.689.193 jiwa
Tahun 11 =
6.689.193 + 6.689.193x3%
=
6.689.193 + 200.676
=
6.889.869 jiwa
Tahun 12 =
6.889.869 + 6.889.869x3%
=
6.889.869 + 206.696
=
7.096.565 jiwa
Tahun 13 =
7.096.565 + 7.096.565x3%
=
7.096.565 + 212.896
=
7.282.461 jiwa
Tahun 14 =
7.282.461 + 7.282.461x3%
=
7.282.461 + 218.474
=
7.500.935 jiwa
Tahun 15 =
7.500.935 + 7.500.935x3%
=
7.500.935 + 225.028
=
7.725.963 jiwa
2. Berapakah
income perkapita setelah 15 tahun ?
Tahun 0 = $400
Tahun 1 =
400 + 400x3%
=
400 + 12
=
$412
Tahun 2 =
412 + 412x3%
=
412 + 12.36
=
$424.36
Tahun 3 =
424,36 + 424,36x3%
=
424,36 + 12.73
=
$437.09
Tahun 4 =
437.09 + 437.09x3%
=
437.09 + 13.12
=
$450.2
Tahun 5 =
450.2 + 450.2x3%
=
450.2 + 13.5
=
$463.7
Tahun 6 =
463.7 + 463.7x3%
=
463.7 + 13,91
=
$477.61
Tahun 7 =
477.61 + 477.61x3%
=
477.61 + 14.32
=
$491.93
Tahun 8 =
491.93 + 491.93x3%
=
491.93 + 14.75
=
$506.68
Tahun 9 =
506.68 + 506.68x3%
=
506.68 + 15.2
=
$521.88
Tahun 10 =
521.88 + 521.88x3%
=
521.88 + 15.65
=
$537.53
Tahun 11 =
537.53 + 537.53x3%
=
537.53 + 16.12
=
$553.65
Tahun 12 =
553.65 + 553.65x3%
=
553.65 + 16.6
=
$570.25
Tahun 13 =
570.25 + 570.25x3%
=
570.25 + 17.1
=
$587.35
Tahun 14 =
587.35 + 587.35x3%
=
587.35 + 17.62
=
$604.97
Tahun 15 =
604.97 + 604.97x3%
=
604.97 + 18.14
=
$623.11
Kita tahu bahwa
permintaan kayu pada saat ini adalah sebesar 300.000 m3 dan yang
menjadi persoalan adalah berapa banyak permintaan kayu pada 15 tahun yang akan
datang. Dengan melihat konsep elastisitas pendapatan, dan juga nilai dari Ei =
0,8 . maka dari rumus kita dapatkan ;
Jika
diketahui Ei = 0,8 dan % perubahan pendapatan riil adalah sebesar 3% atau 0.03
maka nilai % perubahan permintaan kayu setiap tahunnya adalah ;
%Qkayu = Ei x %i
= 0.8 x 3%
= 0.8 x 0.03
= 0.024
= 2.4%
Jadi
besar perubahan permintaan kayu setiap tahun berdasarkan besar perubahan nilai
pendapatan perkapita dan hubungan elastisitas pendapatan adalah sebesar 2.4%.
Jadi
permintaan kayu setelah 15 tahun adalah sebagai berikut;
Tahun 0 =
300.000 m3
Tahun 1 =
300.000 + 300.000x2.4%
=
300.000 + 7.200
=
307.200 m3
Tahun 2 =
307.200 + 307.200x2.4%
=
307.200 + 7.372
=
314.572 m3
Tahun 3 =
314.572 + 314.572x2.4%
=
314.572 + 7.549
=
322.121 m3
Tahun 4 =
322.121 + 322.121x2.4%
=
322.121 + 7.730
=
329.851 m3
Tahun 5 =
329.851 + 329.851x2.4%
= 329.851 + 7.916
=
337.767 m3
Tahun 6 =
337.767 + 337.767x2.4%
=
337.767 + 8.106
=
345.873 m3
Tahun 7 =
345.873 + 345.873x2.4%
=
345.873 + 8.300
=
354.173 m3
Tahun 8 =
354.173 + 354.173x2.4m3
=
354.173 + 8.500
=
362.673 m3
Tahun 9 =
362.673 + 362.673x2.4%
=
362.673 + 8.704
=
371.377 m3
Tahun 10 =
371.377 + 371.377x2.4%
=
371.377 + 8.913
=
380.290 m3
Tahun 11 =
380.290 + 380.290x2.4%
=
380.290 + 9.126
=
389.416 m3
Tahun 12 =
389.416 + 389.416x2.4%
=
389.416 + 9.345
=
398.761 m3
Tahun 13 =
398.761 + 398.761x2.4%
=
398.761 + 9.570
=
408.331 m3
Tahun 14 =
408.331 + 408.331x2.4%
=
408.331 + 9.799
=
418.130 m3
Tahun 15 =
418.130 + 418.130x2.4%
=
418.130 + 10.035
=
428.165 m3
Jadi jumlah permintaan
kayu pada 15 tahun yang akan datang jika elastisitas sebesar 0,8 adalah 428.165
m3 atau 0.085633 m3 perkapita.
C.
Pembahasan
Berdasarkan data yang
diketahui demand kayu pada 15 tahun yang akan datang. Jumlah penduduk setelah
15 tahun ialah sebanyak 7.725.963 jiwa, income perkapita setelah 15 tahun ialah
sebanyak US$ 623.11. Sehingga Jika diketahui Ei = 0,8 dan % perubahan
pendapatan riil adalah sebesar 3% atau 0.03 maka nilai % perubahan permintaan
kayu setiap tahunnya adalah 2.4%. Jadi besar perubahan permintaan kayu setiap tahun
berdasarkan besar perubahan nilai pendapatan perkapita dan hubungan elastisitas
pendapatan adalah sebesar 2.4%. Jadi jumlah permintaan kayu pada 15 tahun yang
akan datang jika elastisitas sebesar 0,8 adalah 428.165 m3 atau 0.085633
m3 perkapita.
Dari data permintaan kayu
15 tahun kedepan menggunakan aplikasi konsep elastisitas diatas diketahui bahwa
hingga lima belas tahun kedepan, dari tahun ke tahun jumlah permintaan kayu
semakin meningkat, berdasarkan perhitungan jumlah permintaan kayu diatas, hal
ini disebabkan oleh besarnya perubahan permintaan kayu untuk setiap tahun.
Perubahan permintaan kayu ini disebabkan oleh sistem pasar dunia yang semakin
terbuka, peranan sumberdaya alam Indonesia yang cukup besar sebagai penyedia
bahan baku, serta biaya tenaga kerja yang dimiliki Indonesia relatif lebih
murah dibandingkan dengan negara-negara produsen lainnya. Dengan demikian
permintaan domestik kayu Indonesia dipengaruhi oleh harga domestik kertas,
harga impor kayu, trend waktu dan permintaan domestik pulp bedakala satu tahun.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penulisan paper/makalah ini
dan pembahasan materi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Jumlah
penduduk pada 15 tahun yang akan datang adalah sebesar 7.725.963 jiwa, dan pendapatan perkapita meningkat
sebesar $623.11.
2. Jika elastisitas permintaan sebesar 0,8 dan perubahan
pendapatan sebesar 3 % maka besar perubahan permintaan setiap tahunnya akan
senilai 2.4%, sehingga kita mampu memprediksi berapa besar permintaan terhadap
kayu pada 15 tahun yang akan datang.
3. Pada 15 tahun yang akan datang yaitu jumlah permintaan
kayu mencapai sebesar 428.165 m3 atau jika
dibandingkan dengan banyaknya penduduk sekitar 0.085633 m3 perkapita.
B.
Saran
Dalam melakukan
pengelolaan terhadap sumberdaya hutan, dalam hal ini khususnya hasil hutan
berupa kayu, agar pemerintah dapat memaksimalkan produksi pulp, sehingga dapat
memenuhi sejumlah permintaan dari tahun ke tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono,
Dr, Wayan Kaester, dr, Ir. MM. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan
Probabilitas, Penerbit Pt. Remaja Rosdakarya. Bandung
Gilarso SJ. 2003. Pengantar
ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius. Yogyakarta.
Putong,
Iskandar. 2010. Economics Pengantar Mikro
dan Makro. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Rahardja,
Prathama, Mandala Manurung. 2008. Pengantar
Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi & Makro ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Santoso,
Singgih. 2006. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI : Menggunakan SPSS dan Excel
untuk mengukur Sikap dan Kepuasan Konsumen. Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
S.S Wilks,
Elementary Statistics Analysis, Princeton University Press, N.Y., 1994, bab II.
Sukirno,
Sadono. 2013. Mikro Ekonomi Teori
Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukwiaty,
Dkk. 1995. Pengantar Mikro. Jakarta :
Binapura Aksara
Post a Comment