July 2014


Postingan kali ini akan membahas mengenai bahasa jerman, mungkin rekan Eighteen Shared pasti beranggapan kalau bahasa jerman itu sulit di pahami, tapi kalau kita berusaha pasti akan jadi lebih mudah, dan pastinya akan menambah keahlian bahasa kita, selain mahir berbahasa indonesia, bahasa daerah, ataupun bahasa inggris bagi yang sudah mahir. Kita juga harus mempelajari bahasa yang satu ini atau bahasa jerman karena manfaatnya banyak sekali.

Di postingan sebelumnya saya membahas mengenai Pengucapan Abjad Pada Kata atau Kalimat Dalam Bahasa Jerman , kali ini saya akan membahas mengenai Cara Pengucapan Angka Dalam Bahasa Jerman. Artikel ini akan membahas cara pembacaan angka dalam bahasa jerman, untuk lebih lengkap anda dapat langsung mencobanya, sebagai berikut :

Pertama kita harus mengetahui bahasa jerman dari angka 0 sampai 20 :
  • 0  (null)
  • 1  (eins)
  • 2  (zwei)
  • 3  (drei)
  • 4  (vier)
  • 5  (fünf)
  • 6  (sechs)
  • 7  (sieben)
  • 8  (acht)
  • 9  (neun)
  • 10  (zehn)
  • 11  (elf)
  • 12  (zwölf)
  • 13  (dreizehn)
  • 14  (vierzehn)
  • 15  (fünfzehn)
  • 16  (sechzehn)
  • 17  (siebzehn)
  • 18  (achtzehn)
  • 19  (neunzehn)
  • 20  (zwanzig)  
Dari pengucapan angka diatas terdapat perubahan pada penulisan dua (zwei) dengan dua puluh (zwanzig), enam (sechs) dengan enam belas (sechzehn) dan tujuh (sieben) dengan tujuh belas (siebzehn).


kedua kita harus mengetahui bahsa jerman dari angka 21 sampai seterusnya dengan berpatokan dengan penamaan angka sebelumnya :
  • 21  (einundzwanzig)
  • 22  (zweiundzwanzig)
  • 23  (dreiundzwanzig)
  • 24  (vierundzwanzig)
  • 25  (fünfundzwanzig)
  • 26  (sechsundzwanzig)
  • 27  (siebenundzwanzig)
  • 28  (achtundzwanzig)
  • 29  (neunundzwanzig)
  • 30  (dreißig)
  • 40  (vierzig)
  • 50  (fünfzig)
  • 60  (sechzig)
  • 70  (siebzig)
  • 80  (achtzig)
  • 90  (neunzig)
  • 100  (einhundert/ hundert)

Jadi dari pengucapan angka diatas jika dalam bentuk puluhan maka pembacaan dimulai dari angka satuan lalu "+und" dan kemudian kita membaca angka puluhannya. Misalkan :
  • 24 = maka pembacaan dimulai dari satuannya yaitu 4 (vier) lalu "+und" terakhir kita baca angka puluhannya atau yang berada didepan satuan yaitu 20 (zwanzig), sehingga pembacaannya menjadi : vierundzwanzig.

Untuk lebih paham dan mengerti lagi anda dapat meneruskan angka yang belum saya tuliskan agar bisa lebih paham dan lancar.


Dalam mempelajari bahasa jerman hal pertama yang harus anda ketahui ialah pengucapan abjad yang sesuai dengan bahasa jerman. Karena dalam bahasa jerman pengucapan abjadnya ada sedikit perbedaan dengan bahasa inggris maupun bahasa indonesia. Dalam postingan ini saya sajikan abjad yang digunakan dalam bahasa jerman beserta pengucapan dan penerapannya, yang sesuai dengan aturan bahasa jerman.
Berikut pengucapan abjad dalam bahasa jerman :
  • A, a  [a:]     |  Anna
  • B, b  [be:]   |  Ben
  • C, c  [tse:]  |  Clara
  • D, d  [de:]   |  Daniel
  • E, e  [e:]      |   Emma
  • F, f    [Ɛf]     |   Felix
  • G, g  [ge:]   |   Greta
  • H, h   [ha:]   |   Hanna
  • I, i      [i:]       |   Inez
  • J, j     [jᵓt:]    |   Josch
  • K, k   [ka]    |   Kathrin
  • L, l     [Ɛl]     |   Lena
  • M, m  [Ɛm]  |   Martha
  • N, n    [Ɛn]   |   Nicko
  • O, o    [o:]    |   Oskar
  • P, p    [pe:]  |   Paula
  • Q, q    [ku:]  |   Quartett
  • R, r     [Ɛr]    |   Robert
  • S, s    [Ɛs]   |   Sonja
  • T, t      [te]   |    Tina
  • U, u     [u:]   |    Ute
  • V, v     [fau] |    Vanessa
  • W, w   [ve:] |    William
  • X, x     [ks]  |    Xaverius
  • Y, y     [ypsiln]  |   Yvonne
  • Z, z     [tsƐt]  |   Zora 
  • Ä, ä     (a - Umlaut)/(Ɛ: )       |    Bär
  • Ö, ö     (o - Umlaut)/(Ø: )      |    Löwe
  • Ü, ü     (u - Umlaut)/(y: )        |    Tür
  • ß, ß      (ƐstsƐt)    heißen
  • Ei         (ai)      mein, dein
  • Eu        (ᵓy)      Gebäude
  • Au        (au)


A. Definisi Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang dibutuhkan di Rumah Sakit dan untuk unit pelayanan kesehatan lainnya yang diperoleh dari pemasok eksternal melalui pembelian dari manufaktur, distributor, atau pedagang besar farmasi.

B. Siklus Pengadaan Obat
Pada siklus pengadaan tercakup pada keputusan-keputusan dan tindakan dalam menentukan jumlah obat yang diperoleh, harga yang harus dibayar, dan kualitas obat-obat yang diterima. Siklus pengadaan obat mecakup pemilihan kebutuhan, penyesuaian kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, penetapan atau pemilihan pemasok, penetapan masa kontrak, pemantauan status pemesanan, penerimaan dan pemeriksaan obat, pembayaran, penyimpanan, pendistribusian dan pengumpulan informasi penggunaan obat. Proses pengadaan dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan.

C. Jenis Pengadaan Obat di Rumah Sakit
Jenis pengadaan obat di Rumah Sakit dibagi menjadi :
a. Berdasarkan dari pengadaan barang, yaitu :
  • Pengadaan barang dan farmasi
  • Pengadaan bahan dan makanan
  • Pengadaan barang-barang dan logistik

b. Berdasarkan sifat penggunaannya :
  • Bahan baku, misalnya : bahan antibiotika untuk pembuatan salep
  • Bahan pembantu, misalnya : Saccharum lactis untuk pembuatan racikan puyer
  • Komponen jadi, misalnya : kapsul gelatin
  • Bahan jadi, misalnya : bukan kapsul antibiotika, cairan infus

c. Berdasarkan waktu pengadaan, yaitu :
  • Pembelian tahunan (Annual Purchasing), Merupakan pembelian dengan selang waktu satu tahun
  • Pembelian terjadwal (Schedule Purchasing, Merupakan pembelian dengan selang waktu tertentu, misalnya 1 bulan, 3 bulan ataupun 6 bulan
  • Pembelian tiap bulan,
  • Merupakan pembelian setiap saat di mana pada saat obat mengalami kekurangan.

Sistem pengadaan perbekalan farmasi adalah penentu utama ketersediaan obat dan biaya total kesehatan. Manajemen pembelian yang baik membutuhkan tenaga medis. Proses pengadaan efektif seharusnya :
  • Membeli obat-obatan yang tepat dengan jumlah yang tepat
  • Memperoleh harga pembelian serendah mungkin
  • Yakin bahwa seluruh obat yang dibeli standar kualitas diketahui
  • Mengatur pengiriman obat dari penyalur secara berkala (dalam waktu tertentu), menghindari kelebihan persediaan maupun kekurangan persediaan
  • Yakin akan kehandalan penyalur dalam hal pemberian serius dan kualitas
  • Atur jadwal pembelian obat dan tingkat penyimpanan yang aman untuk mencapai total lebih rendah.


D. Metode Pelaksanaan Pengadaan Obat 
Terdapat banyak mekanisme metode pengadaan obat, baik dari pemerintah, organisasi non pemerintahan dan organisasi pengadaan obat lainnya. Sesuai dengan keputusan Presiden No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelakasanaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah, metode pengadaan perbekalan farmasi di setiap tingkatan pada sistem kesehatan dibagi menjadi 5 kategori metode pengadaan barang dan jasa, yaitu :
1. Pembelian
  • Pelelangan (tender)
  • Pemilihan langsung
  • Penunjukan langsung
  • Swakelola


2. Produksi
  • Kriterianya adalah obat lebih murah jika diproduksi sendiri.
  • Obat tidak terdapat dipasaran atau formula khusus Rumah Sakit
  • Obat untuk penelitian

3. Kerjasama dengan pihak ketiga

4. Sumbangan

5. Lain-lain


E. Kriteria Umum Pemilihan Pemasok
Kriteria pemilihan pemasok sediaan farmasi untuk Rumah Sakit, adalah :
  1. Telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku untuk melakukan produksi dan penjualan (telah terdaftar).
  2. Telah terakreditasi sesuai dengan persyaratan CPOB dan ISO 9000.
  3. Suplier dengan reputasi yang baik.
  4. Selalu mampu dan dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemasok produk obat.


F. Beberapa Prinsip Praktek Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan yang baik dan merupakan standar universal mencakup aspek :
a. Pengadaan Obat merujuk kepada obat generik

b. Pengadaan Obat terbatas kepada DOEN atau daftar formularium Rumah Sakit

c. Pengadaan obat secara terpusat dan dengan jenis terbatas akan menurunkan harga

d. Pengadaan secara kompetitif
  • Pada tender terbatas, hanya suplier yang telah melewati prakualifikasi yang diizinkan mengikuti.

e. Adanya komitmen pengadaan
  • Suplier harus menjamin pasokan obat yang kontraknya telah ditandatangani

f. Jumlah obat yang diadakan harus sesuai dengan perkiraan kebutuhan nyata
  • Gunakan penghitungan berdasarkan konsumsi kebutuhan masa kros cek dengan pola penyakit dan jumlah kunjungan
  • Lakukan penyesuaian terhadap stok over, stok out, obat expired
  • Lakukan penyesuaian dan perhitungan terhadap kebutuhan program dan perubahan pola penyakit (utamanya) lansia

g. Lakukan Manajemen Keuangan yang baik dan Pembayaran Pasti
  • Kembangkan kepastian pembayaran 
  • Mekanisme pembayaran yang pasti akan dapat menurunkan harga

h. Prosedur tertulis dan transparan
  • Kembangkan dan ikuti prosedur tertulis seperti pada Kepres nomor 18 tahun 2000
  • Umumkan hasil pelelangan kepada publik

i. Pembagian Fungsi
  • Pembagian fungsi membutuhkan keahlian tertentu
  • Beberapa fungsi akan melibatkan beberapa tim, unit individu dalam aspek perencanaan kebutuhan, pemilihan jenis obat, pemilihan suplier dan pelelangan

j. Program Jaminan Mutu Produk
  • Pastikan ada keharusan melakukan jaminan mutu produk dalam setiap dokumen
  • Jaminan Mutu Produk Termasuk : Sertifikasi, test lab, mekanisme laporan terhadap obat yang diduga tidak memenuhi syarat

k. Lakukan Audit tahunan dan Publikasikan hasilnya. 
  • Untuk menguji kepatuhan terhadap prosedur pengadaan, kepastian pembayaran dan faktor lain yang berhubungan
  • Sampaikan hasilnya kepada pengawas internal atau eksternal

l. Buat Laporan Periodik terhadap Kinerja Pengadaan
  • Buat laporan untuk indikator kinerja dibandingkan dengan target setidaknya setahun sekali 
  • Gunakan indikator kunci seperti : rasio harga terhadap harga di pasar (market), rencana pengadaan dan realisasi



A. Pembuatan Asam Sulfat

1) Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak
Proses ini dimulai dengan pembakaran belerang sehingga dihasilkan belerang dioksida (SO2). Selanjutnya, dilakukan pembuatan gas SOdengan mereaksikan gas SO2 dan O2 menggunakan katalis vanadium pentaoksida (V2O5). Gas SO3 tersebut, kemudian dilarutkan dalam asam sulfat pekat sehingga dihasilkan asam pirosulfat (H2S2O7). Asam pirosulfat ini selanjutnya direaksikan dengan air sehingga terbentuk asam sulfat pekat dengan kadar 98% massa

Gambar 4. Pembuatan asam sufat melalui proses kontak

Pembuatan asam sulfat dengan metode proses kontak ini menguntungkan karena dapat menghasilkan jumlah produk yang tinggi dengan kemurnian yang tinggi pula. Namun, proses kontak ini memerlukan peralatan yang khusus dan biaya proses yang tinggi. Akibatnya, produk yang dihasilkan menjadi mahal harganya.

2) Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Bilik Timbel
Proses pembuatan asam sulfat ini menggunakan wadah atau bilik berlapis timbel. Bilik ini berfungsi menampung H2SO4 yang dihasilkan. Katalis yang digunakan dalam proses ini adalah nitrogen monoksida (NO).
Reaksi yang berlangsung selama proses pembuatan sebagai berikut. 

Proses bilik timbel menghasilkan asam sulfat berkadar 77%. Keuntungan pembuatan sulfat menggunakan proses bilik timbel ini adalah peralatan yang digunakan cukup sederhana dan biaya produksi rendah sehingga harga produk dapat ditekan. Proses bilik timbel ini efektif untuk menghasilkan asam sulfat dengan kemurnian yang tidak terlalu tinggi.


A. Pengolahan Aluminium
Pengolahan alumunium dilakukan dengan cara elektrolisis lelehan Al2O3 dalam kriolit cair menggunakan elektroda grafit (karbon). Cara pengolahan ini disebut proses Hall Heroult karena ditemukan pada waktu yang hamper bersamaan (1886) oleh dua orang peneliti, yaitu Charles Martin Hall (Amerika) dan Paul T. Heoult (Prancis). 

Gambar 1. proses pembuatan alumunium melalui Hall-Heroult

Cara pengolahan alumunium ini dilakukan melalui beberapa tahapan proses, sebagai berikut.

1) Proses Pembuatan Alumina (Al2O3) 
Mula-mula, bijih bauksit dihaluskan sampai ukuran tertentu. Kemudian, bauksit dipisahkan dari pengotornya dengan cara dilarutkan dalam larutan NaOH. Senyawa Al2O3 akan larut,sedangkan pengotornya yang berupa silika (SiO2), besi oksida (Fe2O3), dan titanium (IV) oksida (TiO2) tidak larut sehingga dapat dipisahkan.              
Larutan disaring, kemudian Al2O3 diendapkan dari larutannya dengan menambahkan sedikit seed (bubuk Al2O3) ke dalam larutan tersebut. Endapan Al2O3 yang terbentuk dipanaskan untuk menguapkan pelarutnya.

2) Proses Elektrolisis Alumina
Alumina (Al2O3) kering diubah menjadi bentuk lelehannya dalam kriolit cair. Kekhasan proses Hall-Heroult terletak pada penggunaan kriolit cair ini. Kriolit berfungsi menurunkan titik leleh Al2O3 dari 2.000oC menjadi 1.000oC. selanjutnya, campuran dielektrolisis untuk menghasilkan alumunium dan gas oksigen melalui reaksi berikut. 

Proses pengolahan alumunium di Indonesia dilakukan di Sumatera Utara, yaitu ditepi sungai Asahan (Sumatera Utara) yang dikenal sebaga proyek Asahan.

3) Perhitungan Massa Alumunium 
Untuk memperkirakan jumlah alumunium yang dapat diperoleh dari sejumlah tertentu alumina murni (Al2O3), Anda dapat menerapkan prinsip stoikiometri, khususnya Hukum Faraday. Jika jumlah mol alumina diketahui, jumlah massa alumunium yang dihasilkan juga dapat diramalkan.


A. Pembuatan Amonia (NH3)

1) Pembuatan Amonia di Laboratorium
Dalam skala laboratorium ammonia dibuat dengan cara mereaksikan garam amonium klorida dengan basa kuat atau oksida basa menurut reaksi berikut.

Gas yang dihasilkan dapat diketahui dengan cara mengujinya menggunakan kertas lakmus. Gas amonia bersifat basa sehingga akan mengubah warna lakmus merah menjadi biru. 

Gambar 1. proses pembuatan ammonia melalui proses Haber- Bosch



2) Pembuatan Amonia di Industri
Amonia dibuat dalam skala industry melalui proses Haber Bosch. Proses pembuatan ini menggunakan bahan baku gas nitrogen dan gas hidrogen yang direaksikan menurut persamaan reaksi berikut.

Perhatikan harga entalpi (H) reaksi. Entalpi pembentukan amonia ini berharga negatif. Berarti, reaksi ini bersifat eksoterm (melepaskan kalor ke lingkungan).
Sifat reaksi yang eksoterm ini perlu Anda perhatikan dalam proses pembuatan amonia. Selain sifat eksoterm yang berhubungan dengan suhu, ada dua factor lain yang juga perlu Anda perhatikan untuk memperoleh amonia dengan jumlah maksimum, yaitu tekanan dengan penggunaan katalis.
a) Suhu
Dalam suatu reaksi yang bersifat eksoterm, jika suhu dinaikkan, reaksi akan bergeser ke arah kiri. Sebaliknya, jika suhu diturunkan, reaksi akan bergeser ke arah kanan. Reaksi pembentukan amonia yang dilakukan pada suhu rendah (200oC) akan menggeser reaksi ke arah kanan, namun reaksinya berjalan lambat. Oleh karena itu, suhu perlu ditingkatkan lagi hingga mencapai suhu ideal, yaitu 600oC.

b) Tekanan
Pada proses pembuatan amonia diperlukan tekanan yang tinggi. Jika reaksi dilakukan pada tekanan rendah, reaksi akan bergeser ke kiri sehingga produk yang diperoleh sedikit. Idealnya, agar reaksi berlangsung ke arah kanan, harus digunakan tekanan yang tinggi. Namun, masalah baru timbul karena reaksi yang harus dilangsungkan pada tekanan tinggi memerlukan peralatan dengan investasi yang besar. Melalui analisis, diperoleh tekanan ideal dengan investasi yang tidak terlalu mahal, yaitu 200-350 atm.

c) Katalis
Anda tentu telah memahami fungsi katalis dalam suatu reaksi kimia. Katalis berfungsi menurunkan enerfi aktivasi sehingga semakin banyak pereaksi yang diubah menjadi produk. Dalam industri, penggunaan katalis ini sangat penting untuk memperoleh produk yang banyak dengan cepat. Pada pembuatan amonia dalam industri, digunakan katalis besi atau oksida besi.


A. Pembuatan Gas Nitrogen

1) Pembuatan Gas Nitrogen di Laboratorium
Dalam skala kecil (skala laboratorium), gas nitrogen dapat dibuat melalui pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida (aN3) dan barium azida (Ba(N3)2). Pemanasan ini menghasilkan gas nitrogen dan logam natrium.

Selain diperoleh dari pemanasan senyawa azida, nitrogen juga dapat dihasilkan dari pemanasan secara perlahan-lahan larutan ammonium nitrit (NH4NO2).

Ammonium nitrit yang digunakan, dibuat dengan cara mereaksikan natrium nitrit dan amonium klorida menurut reaksi berikut. 


2) Pembentukan Gas Nitrogen di Industri

Pembuatan gas nitrogen dilakukan bersamaan dengan pembuatan gas oksigen karena sumbernya juga sama,yaitu udara. Udara yang mengandung 78% gas nitrogen, didinginkan sehingga diperoleh nitrogen dan oksigen cair.
Selanjutnya, cairan tersebut didistilasi pada suhu -195,8oC. Nitrogen cair akan menguap dan terpisah dengan oksigen cair. Uap nitrogen ini, kemudian ditampung dan dapat digunakan sesuai keperluan.


A. Pembuatan Gas Oksigen
Oksigen dapat dibuat dalam skala besar di industri dan dapat juga dalam skala kecil dilaboratorium. Dalam skala besar di industri, pembuatan oksigen diperoleh dari destilasi bertingkat udara cair:

1) Pembuatan Gas Oksigen di Laboratorium
Pembuatan gas oksigen di laboratorium dapat dilakukan dengan cara memanaskan senyawa oksidanya.

Gambar 1. Pembuatan gas oksigen di laboratorium.

Selain itu, oksigen juga dapat diperoleh dengan cara mengelektrolisis larutan garam alkali nitrat atau alkali sulfat. 
NaNO3 (aq   Na+ (aq) + NO3- (aq)
Katoda (Pt)   : 2H2O (l) + 2e-  2OH- (aq) + 2H2 (q)
Anoda (Pt)    : 2H2O (l) )  2e- + 4H+ (aq) + O2 (g)

        Melalui cara elektrolisis ini, diperoleh gas oksigen di anode


2) Pembuatan Gas Oksigen di Industri
Pembuatan gas oksigen untuk keperluan industri dilakukan dengan cara distilasi udara cair seperti pada gambar dibawah ini. 

Gambar 2. Pembuatan gas oksigen di Industri

Udara yang mengandung 21% oksigen dan 78% nitrogen didinginkan hingga suhu -200℃ dengan tekanan tinggi sehingga udara mencair. Kemudian, udara cair tersebut secara berangsur-angsur dipanaskan. Pada suhu -195,8 ℃, nitogen akan menguap, dan selanjutnya dipisahkan. Pada suhu -183 ℃, oksigen cair akan menguap sehingga dapat dipisahkan dari gas lainnya.



Prinsip dari maserasi adalah merendam simplisia dalam suatu wadah menggunakan pelarut penyari tertentu selama beberapa hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil filtratnya.

Perbandingan bahan dan pelarut dapat mempengaruhi hasil ekstraksi. Perbandingan yang baik antara bahan dan pelarut adalah 10:75 (Sediaan Galenik hal 11). pelarut yang digunakan adalah etanol dengan konsentrasi 96% karena minyak atsiri dapat larut dalam etanol dengan konsentrasi yang tinggi tanpa adanya penambahan air lagi. Penggunaan etanol dengan konsentrasi kurang dari 35% akan menyebabkan terekstraknya gum sehingga mempersulit penyaringan. Penggunaan etanol dengan konsentrasi lebih dari 70% akan menghasilkan ekstrak dengan kandungan minyak atsiri tinggi, yang akan mengendap pada bagian bawah ekstrak.



Hasil ekstraksi umumnya masih mengandung bahan ikutan lain yang terdapat dalam residu. Yang dimaksud dengan bahan ikutan lain adalah kuncup bunga melati. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan antara filtrat dan residu. Penyaringan yang pertama dilakukan dengan menggunakan saringan dengan diameter yang lebih besar untuk memisahkan antara kuncup bunga melati dengan filtratnya. Penyaringan yang kedua dilakukan dengan corong dan kertas saring yang fungsinya untuk menyaring zat pengotor yang belum tersaring sempurna pada penyaringan pertama. 
  
Pelarut yang masih terdapat dalam filtrat harus diuapkan dengan menggunakan metode evaporasi. Penguapan pelarut dilakukan dalam keadaan vakum menggunakan  rotary vacum evaporator. Pemekatan dilakukan sampai tidak ada pelarut yang menguap, masing-masing memerlukan waktu penguapan yang berbeda, tergantung jumlah pelarut yang digunakan. Suhu yang digunakan dalam penguapan dengan evaporator adalah 800C yang dimaksudkan untuk menguapkan atau menghilangkan etanol sehingga yang tertinggal hanyalah minyak atsiri.

Hasil pengamatan menyatakan bahwa dari 175 g bunga melati segar dapat menghasilkan minyak atsiri sebanyak 240ml atau ektrak kental sebanyak 21,842 g. 



“MASALAH KERUSAKAN LINGKUNGAN”

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh , dan selamat pagi
Yang saya hormati Bapak/Ibu guru, dan teman-teman yang saya banggakan.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini.
Bapak/Ibu guru, dan teman-teman yang saya hormati,
Pada kesempatan ini, perkenankanlah saya menyampaikan topik yang berkenan dengan masalah yang sering kita alami, yaitu masalah kerusakan lingkungan.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kebersihan lingkungan sangat penting untuk menunjang kehidupan. Namun jika lingkungan sekitar kita telah rusak, maka kelangsungan hidup kita dapat terganggu oleh akibat-akibat yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan.
Menurut para ahli, bahwa faktor utama penyebab kerusakan lingkungan umumnya disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Dalam hal ini manusia sering mengesampingkan kelestarian dan kebersihan lingkungan, seperti tindakan pembakaran hutan, perburuan liar, penyebaran polusi, membuang sampah tidak pada tempatnya dan masih banyak lagi. 
Dampak dari kerusakan lingkungan yang ditumbulkan oleh manusia sangatlah beragam bagi lingkungan maupun bagi flora dan fauna. Dampak bagi lingkungan seperti pemanasan global (global warming), banjir, pencemaran udara dan masih banyak lagi, sedangkan dampak bagi flora dan fauna yaitu terancamnya habitat mereka yang membuat maraknya flora dan fauna menjadi langka. 
Untuk mencegah terjadinya bencana yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan, kita harus menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan dari sampah, menanam pohon di sekitar tempat tinggal, dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat kita lakukan dalam menjaga kelestarian lingkungan kita.
Demikianlah pidato saya, saya harap atas apa yang saya sampaikan dapat berguna bagi kita semua. Apabila ada salah-salah kata yang kurang berkenan, mohon dimaafkan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh , dan selamat pagi

Created By, Icuk Sugiarto. S. A [Admin Eighteen Shared]



       Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan, misalnya daun pandan atu daun suji untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. kini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaanya lebih praktis dan harganya lebih murah.Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna antara lain dengan penambahan zat pewarna. FDA mendefinisikan pewarna tambahan sebagai pewarna, zat warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara sintetik atau kimiawi atau bahan alami dari tanaman, hewan, atu sumber lain yang diekstrak, ditamambahkan atau digunakan ke bahan makanan, obat, atau kosmetik, bisa menjadi bagian dari warna bahan tersebut. Secara garis besar, berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna yang termasuk dalam golongan bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan

Berdasarkan sumbernya, zat pewarna dibagi menjadi dua golongan yaitu pewarna alami dan pewarna buatan.

1)      Pewarna Alami 
Pada pewarna alami zat warna yang diperoleh berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan seperti: caramel, coklat, daun suji, daun pandan dan kunyit. Jenis-jenis pewarna alami tersebut antara lain:
  • Klorofil, yaitu zat warna alami hijau yang terdapat pada daun
  • Mioglobulin dan Hemoglobin; zat warna merah pada daging
  • Karotenoid; kelompok pigmen yang  berwarna orange, merah orange dan larut dalam lipid.
  • Anthosiamin dan Anthoxanthim; warna pigmen merah, biru violet terdapat pada buah dan sayur-sayuran.


2)      Pewarna Buatan
Pewarna buatan memiliki kelebihan yaitu warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi kelemahannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi logam berat, pewarna jenis ini akan berbahaya.
Pewarna makanan yang sering  dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: Co al-tar dye, pewarna alami dan pigmen. Pewarna makanan yang diijinkan hanya 11 dari sekitar 2000 jenis pewarna makanan. Coal-tar dye mempunyai sifat kimia diantaranya larut dlam air, tidak membutuhkan penambahan mordant untuk mewarnai wool atau sutera.



Kelemahan Obat Modern atau Obat Kimia :

a. Efek samping.
Terdapat efek samping dari obat kimia yang bisa berupa efek samping langsung maupun tidak langsung atau terakumulasi. Hal ini terjadi karena bahan kimia bersifat anorganik dan murni sementara tubuh bersifat organik dan kompleks. Maka bahan kimia bukan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh.
Penggunaan bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas yang dapat diterima dan ditoleransi oleh tubuh.

b. Sering kurang efektif untuk penyekit tertentu.
Beberpa penyakit memang belum ada obatnya, obat yang ada hanya bersifat simptomatik dan harus diminum seumur hidup. Beberapa penyakit belum diketahui penyebabnya. Banyak pasien secara rutin pergi ke dokter tanpa perbaikan yang signifikan bahkan semakin buruk keadaannya.

c. Harga yang mahal karena faktor impor.
Hampir semua obat kimia yang kita gunakan berasal dari luar. Hal ini terjadi karena untuk menghasilkan obat kita membutuhkan teknologi tinggi, biasa investasi yang tinggi dan waktu penelitian yang lama. Alasan lain di impor obat adalah perlunya kepercayaan atas produsen obat. Sampai saat ini kepercayaan terutama ada pada beberapa negara yang dikenal produsen obat. Bahan mahal yang diipor terdiri dari obat jadi, bahan baku obat, bahan pengemas obat, teknologi, peralatan dan mesin-mesin, tenaga ahli dan tenaga terampil. Tingginya harga terjadi karena impor menggunakan mata uang asing yang berfluktuasi sesuai kurs dan juga membuat ketersediaan tidak menentu.


A. Pengertian Obat Tradisional
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia dan tablet.

B. Penggolongan Obat Tradisional
Obat bahan alam yang ada di Indonesia saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.


1. Jamu (Empirical based herbalmedicine)Logo Jamu Tradisional

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun temurun.


2. Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)

Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengant enaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikutis tandar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akutmaupun kronis.


3. Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)

Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji yang telah disetujui, pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.


C. Kelebihan Obat Herbal :

1. Tidak ada efek samping jika digunakan pada dosis normal.
Hal ini terjadi karena obat herbal tersusun oleh bahan-bahan organik yang kompleks. Dengan kata lain obat herbal dapat dianggap sebagai makanan yang berarti bahan yang dikonsumsi guna memperbaiki organ atau sistem yang rusak. Kelebihan obat herbal yang digunakan tentu menyebabkan efek samping seperti halnya kelebihan makanan. Sebagai hasilnya, sebagai kuncinya, dosis yang dianjurkan untuk penggunaan herbal adalah dosis tradisional dan sedikit dikurangkan.

2. Efektif, bahkan untuk penyakit yang sulit diobati secara medis.
Berdasarkan pengalaman turun-temurun yang tertulis maupun lisan, dan kemudian dipelajari dari berbagai aspek seperti botani, kimia dan farmakologi. Pendekatan dalam penggunaan herbal ditekankan pad aspek farmakologi yang merupakan fungsi herbal tersebut dalam proses pengobatan.

3. Harga murah dan dapat ditanam sendiri.
Terutama jika kita dapat menanam sendiri dengan membuat tanaman obat keluarga (TOGA) yang meliputi tanaman untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Harga Akan meningkat jika obat herbal itu diperoleh dalam bentuk simplisia yang dikeringkan. Akan meningkat lagi jika dikonsumsi dalam bentuk the atau kapsul. Bahkan akan menjadi cukup tinggi jika dalam bentuk ekstrak.

4. Aplikasinya lebih sederhana.
Jika diagnosa sudah jelas maka pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan bantuan anggota keluarga yang lain. Bantuan dokter dibutuhkan untuk diagnosis yang benar berdasarkan data laboratorium. Rekomendasi terapi dapat diberikan oleh dokter yang juga herbalis, tetapi perawatannya bisa di rumah oleh anggota keluarga.

Author Name

{picture#http://img09.deviantart.net/8f2d/i/2016/120/e/1/koutetsujou_no_kabaneri__ikoma_by_reijr-da0twud.jpg} I was a blogger who likes to divide the resources that I know to the visitors, and particularly liked the field of technology, design, health and forestry science. {facebook#https://web.facebook.com/icuk.sugiarto.507} {twitter#https://twitter.com/icuksugiarto_sa} {google#https://plus.google.com/u/0/+IcukSugiarto18} {pinterest#https://pinterest.com} {youtube#https://youtube.com}

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.