Laporan Lengkap Ilmu Kayu - Sifat Makroskopis, Preparat Gosok, Dan Preparat Sayatan




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Hutan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.
Kayu merupakan salah satu hasil dari sumber kekayaan alam yang kita sadari atau tidak sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi (seperti meja, kursi, almari, dipan dan lain-lain). Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.
Pengertian kayu yang saya maksut disini adalah suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan melalui tahap-tahap tertentu, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan dan dipilah bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industry maupun kayu bakar.
B.     Tujuan dan Manfaat
1.      Tujuan dan manfaat pengambilan sampel
a.       Tujuan
Untuk memahami metode pengambilan sampel yang tepat
b.      Manfaat
Untuk digunakan sebagai objek pengamatan
2.      Tujuan dan manfaat praktikum cirri makroskopis kayu
a.      Tujuan
Untuk mengetahui sifat-sifat makroskopis kayu seperti warna, kilap, tekstur, arah serat, jari-jari, pori dan untuk membandingkan berat antara satu jenis kayu dengan jenis kayu lainnya.
b.      Manfaat
Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara untuk mengamati sifat-sifat makroskopis kayu serta untuk membandingkan teori dengan praktikum.
3.      Tujun dan manfaat praktikum preparat  gosok
a.      Tujuan
Untuk mengetahui pori dan parenkim yang dimiliki oleh kayu yang diamati baik kayu daun jarum maupun kayu daun lebar
b.      Manfaat
Praktikan dapat mengetahui cara untuk mengidentifikasi pori berdasarkan sebaran dan susunannya serta parenkimmnya. Juga untuk membandingkan kenyataan yang diperoleh dalam kegiatan praktikum dengan teori yang didapatkan.
4.      Tujun dan manfaat praktikum preparat  sayatan
a.      Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan penyayatan yang benar untuk mengambil sampel sayatan pengamatan.
b.      Manfaat
Praktikan mengetehui beberapa penggolongan pori, jari-jari sampel kayu Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan penyayatan yang benar untuk mengambil sampel sayatan yang telah ditentukan serta untuk membandingkan teori dengan praktikum.




BAB II
METODE PRAKTIKUM

A.    Cara Pengambilan Sampel
1.      Cara Pengambilan Sample Kayu Daun Lebar ( Jati ) dan Kayu Daun Jarum
( pinus) :
a.       Tebanglah pohon jati yang sudah memiliki lingkaran tahun.
b.      Pilih batang/bagian pohon yang akan dijadikan sampel dengan kriteria sehat, tidak cacat, dan bukan kayu muda, potong menggunakan gergaji.
c.       Buat sampel kayu berdasarkan sumbu anisotropiknya dengan ukuran :
§  (5 x 5 x 5) cm sebanyak 2 buah;
§  (2 x 2 x 2) cm sebanyak 5 buah;
§  (2 x 2 x 3) cm sebanyak 3 buah.
d.      Sampel kayu yang dibuat tidak boleh memiliki kulit dan mengenai pith.
e.       Selajutnya sampel kayu dikering-udarakan.
f.        Untuk hasil potongan sampel kayu dengan permukaan yang kasar, baiknya dihaluskan dengan menggunakan amplas.
2.      Cara Pengambilan Sample Monokotil ( Bambu )
a.       Tebanglah bambu yang sudah dewasa.
b.      Pilih bagian batang yang akan dijadikan sampel, potong menggunakan gergaji.
c.       Buat sampel kayu berdasarkan sumbu anisotropiknya dengan ukuran :
§  (5 x 5 x 5) cm sebanyak 2 buah;
§  (2 x 2 x 2) cm sebanyak 5 buah;
§  (2 x 2 x 3) cm sebanyak 3 buah.
d.      Selanjutnya sampel di kering udarakan.
e.       Jangan simpan sampel di tempat yang lembab.


B.     Metode Praktikum Ciri Makroskopis kayu
1.      Waktu dan Tempat
Pengamatan ciri Makroskopis kayu dilaksanakan pada hari Kamis, 3 September 2015 pada pukul 09:00 WITA sampai selesai bertempat di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
2.      Alat dan bahan
a.       Siapkan potongan kayu yang akan diamati.
b.      Amatilah sifat makroskopisnya secara langsung untuk kilap, warna kayu, serat, tekstur, jari-jari dan berat.
c.       Dengan bantuan lup, amati sebaran porinya.
d.      Untuk kesan raba dan kekerasan gunakan kuku dan cutter.
e.       Catat hasil pengamatan.
f.        Gambarkan pori dan jari-jari dari kayu yang diamati.
3.      Prosedur kerja
a.       Siapkan potongan kayu yang akan diamati.
b.      Amatilah sifat makroskopisnya secara langsung untuk kilap, warna kayu, serat, tekstur , jari-jari dan berat.
c.       Dengan bantuan lup, amati sebaran porinya.
d.      Untuk kesan raba dan kekerasan gunakan kuku dan cutter.
e.       Catat hasil pengamatan.
f.        Gambarkan pori dan jari-jari dari kayu yang diamati.

C.    Metode Praktikum Preparat Gosok
1.      Waktu dan tempat
Pengamatan untuk preparat gosok itu dilaksanakan pada hari Kamis, 17 September 2015 pada pukul 09:00 WITA sampai selesai bertempat di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar.


2.    Alat dan Bahan
a.       Potongan kayu berukuran (2x2x2) cm
b.      Cutter
c.       Kaca gosok
d.      Objek glass
e.       Karborendum
f.        Air
g.      Lup
h.      Eukit / lem UHU
i.        Label

3.    Prosedur Kerja
a.       Siapkan sampel kayu berukuran (2x2x2) cm menurut arah sumbu anisotropiknya.
b.      Siapkan kaca gosok, kemudian taburi karborendum secukupnya dan tambah sedikit air.
c.       Gosoklah kaca tersebut dengan menggunakan objek glass hingga rata dan kaca gosok menjadi kasar dan tajam ( ± 10 menit).
d.      Cucilah kaca gosok tersebut hingga bersih.
e.       Gosoklah bidang transversal (melintang) sampel kayu pada kaca gosok sambil menjaga agar kaca gosok dan sampel tetap dalam keadaan basah dengan bantuan air. Penggosokan dinyatakan selsai setelah diperoleh sample kayu yang bidang melintangnya mempunyai permukaan yang rata dan semua elemen-elemen penyusun kayu jelas terlihat dengan bantuan lup.
f.        Lekatkan / tempelkan bidang melintang yang berseblahan dengan yang digosok pada objek glass dengan eukit.
g.      Beri keterangan dengan menggunakan kertas label tentang nama spesies ( dalam bahasa daerah, latin atau Indonesia).
h.      Amati parenkim, pori dan lingkaran tahunnya.

D.     Metode Praktikum Preparat Sayatan
1.      Waktu dan tempat
Pengamatan untuk preparat sayatan itu dilaksanakan pada hari Kamis, 17 September 2015 pada pukul 09:00 WITA sampai selesai bertempat di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar.

2.      Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu :
a.       Gelas piala
b.      Cutter
c.       Mikroskop
d.      Objek glass
e.       Penangas air
f.        Deck glass
g.      pinset
h.      kawat
i.        pemberat
j.        alat tulis menulis
Bahan yang digunakan yaitu :
a.       samel kayu berukuran (2 x 2 x 2) cm
b.      Aquades
c.       Eukit
d.      Alkohol 30% , 50%, 70%, dan 90%.
e.       Tissu roll
f.        Label

3.      Prosedur Kerja
a.       Siapakan sampel kayu berukuran (2x2x2) cm menurut arah anisotropiknya
b.      Pada masing-masing sampel yang telah disiapkan tersebut diberi label. Khusus untuk sampel kayu yang berberat jenis tinggi direbus terlebih dahulu pada penangas air dengan menggunakan gelas piala.
c.       Selanjutnya dilakukan perendaman dengan alcohol gliserin selama tiga minggu. Satu minggu dalam alcohol : (3:1), seminggu dalam alcohol : gliserin (1:1), dan seminggu dalam alcohol : gliserin (1:3).
d.      Penyayatan dilakukan terhadap ketiga bidang pengamatan dengan menggunakan pisau sayat atau cutter
e.       Hasil sayatan diletakkan pada cawan petri yang berisi aquadest. Untuk memberikan ketajaman dalam pengamatan pada mikroskop maka dilakukan pewarnaan dengan menggunakan safranin.
f.        Langka-langkah pewarnaan adalah sebagai berikut : hasil sayatan dihidrasi dengan alcohol 30%, 10%, dan aquadest masing-masing selama 2 menit, kemudian memberikan zat warna safranin 2% dan menyimpannya selama 24 jam, kemudian mencuci dengan aquadest sampai bersih dan dihidrasi secra berurutan masing-masing dengan alcohol (30%,50%,70%, dan 90%) masing-masing selama 2 menit.
g.      Sayatan disusun pada objek glass dengan meberikan label masing-masing kemudian ditetesi dengan eukit lalu ditutup dengan deck glass.









BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1)      Hasil
A.    Pengamatan Makroskopis Kayu
1.      Hasil Pengamatan Pori
No.
Jenis
Kayu
Sebaran Pori
Jelas dengan Mata Telanjang
Jelas dengan Lensa
Hanya Jelas dengan Lensa
A
B
C
1.
KDL (Jati)
ü   



2.
KDJ (Pinus)






3.
Monokotil (Bambu)




Keterangan :
A = Pori tata lingkar, B = Pori tata baur, C = Pori semi tata lingkar
2.      Hasil Pengamatan Warna
No.
Jenis
 Kayu
Keputih-putihan
Kuning Keputihan
Coklat Tua
Kecoklatan-Coklatan
Pink
Merah
Coklat Kemerahan
Hitam, ungu, kuning terang, dll
1.
KDL (Jati)







2.
KDJ (Pinus)







3.
Monokotil (Bambu)







3.      Hasil Pengamatan Tekstur
No.
Jenis Kayu
Halus (diameter serabut <30µ)
Agak Kasar (diameter sel serabut 30-45 µ)
Kasar (diameter sel serabut >45µ)
Ket.
1.
KDL (Jati)



2.
KDJ (Pinus)



3.
Monokotil (Bambu)




4.      Hasil Pengamatan Kekerasan
No.
Jenis Kayu
Sangat keras
keras
sedang
Sangat  lunak
1.
KDL (Jati)



2.
KDJ (Pinus)



3.
Monokotil (Bambu)



5.      Hasil Pengamatan Berat
No.
Jenis Kayu
Sangat berat
Berat / agak berat
Ringan / agak ringan
Sangat  ringan
1.
KDL (Jati)



2.
KDJ (Pinus)



3.
Monokotil (Bambu)



6.      Hasil Pengamatan Kilap
No.
Jenis
Kayu
Kilap
Kusam
Agak Mengkilap
Sangat Mengkilap
1.
KDL (Jati)


2.
KDJ (Pinus)


3.
Monokotil (Bambu)


7.      Hasil Pengamatan Arah Serat dan Kesan Raba
No.
Jenis
Kayu
Aarah Serat
Kesan Raba
Lurus
miring
Terpadu
Licin
Kasar
1.
KDL
(Jati)



2.
KDJ (Pinus)



3.
Monokotil (Bambu)








B.     Preparat Gosok
1.      Tabel Hasil Pengamatan Penyebaran Pori
No.
Jenis Kayu
Penyebaran Pori
Tersebar
Kelompok Radial
Kelompok Miring
Berombak
Gerombol
1.
KDL (Jati)



2.
KDJ (Pinus)
-
-
-
-
-
3.
Monokotil (Bambu)





2.      Tabel Hasil Pengamatan Penggabungan Pori
No.

Jenis Kayu
Penggabungan Pori
Soliter
Sebagian Besar Gabungan
Soliter + Gabungan
Sebagian Besar Soliter
1.
KDL (Jati)



2.
KDJ (Pinus)
-
-
-
-
3.
Monokotil (Bambu)




3.    Tabel Hasil Pengamatan Parenkim
No.

Jenis Kayu
Penyebaran Parenkim
Tersebar
Garis Tangensial Pendek
Garis Tangensial Panjang
Scanty
Selubung
Allform
Confluent
Unilaterally
1.
KDL (Jati)







2.
KDJ (Pinus)







3.
Monokotil (Bambu)








C.    Pengamatan Preparat Sayatan
1.      Tabel Hasil Pengamatan Penggabungan Isi Pori
No.
Jenis Kayu
Penggabungan
Isi Pori
Soliter
Bergabung
1.
KDL (Jati)
99
27
126

2.      Tabel Hasil Perhitungan Persentase Penggabungan Pori
No.
Jenis Kayu
Persentase Penggabungan
Kuantitas
Kualitas
1.
KDL (Jati)
(27/126) x 100% =21,42
{20-50}
Soliter dan Penggabungan

3.      Tabel Hasil Perhitungan Jumlah Pori/mm2
No.
Jenis Kayu
Jumlah Pori/mm2
Kuantitas
Kualitas
1.
KDL (Jati)
(126/25) x 100% =5,04 mm2
{5-20}
Jarang

4.      Tabel Hasil Pengukuran Diameter Pori
No.
Jenis Kayu
Diameter Pori
Kuantitas
Kualitas
1.
KDL (Jati)
(3760/25) = 150,4 mikron
{100-200}
Besar

5.      Tabel Hasil Perhitungan Jumlah Jari-jari/mm2
No.
Jenis Kayu
Jumlah Jari-jari/mm2
Kuantitas
Kualitas
1.
KDL (Jati)
204/25  = 8,16
Agak banyak

6.      Tabel Hasil Perhitungan Lebar Jari-jari
No.
Jenis Kayu
Lebar Jari-jari
Kuantitas
Kualitas
1.
KDL (Jati)
1740/25  = 69,6 mikron
{50-100}
Agak Lebar

7.      Tabel Hasil Perhitungan Tinggi Jari-jari
No.
Jenis Kayu
Tinggi jari-jari
Kuantitas
Kualitas
1.
KDL (Jati)
13170/25  = 526,8 mikron
{500-1000}
Sangat pendek

2)      Pembahasan
Dalam praktikum Ilmu Kayu ini kita mengambil sampel kayu yang akan diamati yaitu dari kelompok Kayu Daun Lebar (KDL) : Jati, kelompok Kayu Daun Jarum (KDJ) : Pinus, , kelompok Monokotil: Bambu. Ukuran kayu yang kita gunakan yaitu ada 2 yaitu (5x5x5) cm sebanyak 2 buah, (2x2x3) cm sebanyak 3  buah, dan (2x2x2) cm 5 buah tiap jenis kelompok kayu.
Sampel kayu yang telah dipotong jelas dari bidang-bidangnya itu untuk membuktikan apakah kayu memiliki sifat anisotropik, yaitu kayu yang bidangnya itu berbeda-beda. Bidang kayu tersebut ada tiga yaitu bidang axial atau bidang yang lingkaran pohonnya itu tegak lurus dengan sumbu pohon, radial atau bidang yang sejajar dengan sumbu pohon, dan bidang Tangensial yaitu bidang yang sejajar dengan jari-jari.

A.  Sifat Makroskopis Kayu
Pengamatan yang dilakukan untuk melihat ciri makroskopis kayu, yang terdiri dari sebaran pori, warna, tekstur, kekerasan, berat, kilap, arah serat  yang dapat diuraikan sebagai berikut: 

1.      Sebaran pori kayu
Terlihat pada Kayu Daun Lebar (KDL) yaitu jati  memiliki sebaran pori semi tata lingkar yang dapat dilihat hanya menggunakan lensa sedangkan pada Kayu Daun Jarum (KDJ) yaitu pinus itu tidak memiliki pori karena 95% sel penyusunnya adalah saluran resin, dan untuk pengamatan pori kelompok Monokotil atau bambu itu memiliki sebaran pori tata baur yang bisa dilihat hanya  dengan menggunakan lensa.
2.      Warna kayu
Pengamatan warna untuk semua kelompok kayu, untuk Kayu Daun Lebar (KDL)/jati pengamatan warna menunjukkan warna kecoklat-coklatan, sedangkan pada Kayu Daun Jarum (KDJ)/pinus itu berwarna keputih-putihan, dan untuk pengamatan warna kelompok Monokotil yaitu bambu itu menunjukkan warna kuning keputihan.
3.      Tekstur kayu
Pada pengamatan tekstur, pada kelompok Kayu Daun Lebar (KDL)/jati, tekstur terkesan agak kasar. Sedangkan pada kelompok Kayu Daun Jarum (KDJ) tekstur terkesan halus, dan untuk kelompok Monokotil yaitu bambu memiliki tekstur yang Kasar.
4.      Tingkat kekerasan kayu
Pada pengamatan tingkat kekerasan kayu, untuk kelompok Kayu Daun Lebar(KDL)/jati itu memiliki tingkat kekerasan yang jauh lebih keras dibandingkan dengan kelompok kayu yang lain. Kayu Daun Jarum(KDJ)/pinus itu memiliki tingkat kekerasan yang juga keras, namun tidak seperti pada tingkat kekerasan kayu pada jati. Kemudian untuk kelompok monokotil/bambu itu berada pada tingkat yang sangat lunak.
5.      Massa/berat kayu
Pada hsil pengamatan, kita memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kelompok Kayu Daun Lebar (KDL)/jati sebagai kayu yang memiliki massa yang berat dibanding kedua sampel lainnya (KDJ/Monokotil). Untuk KDJ/pinus itu massanya ringan, dan untuk kelompok monokotil/bambu memiliki massa kayu yang sangat ringan.
6.      Kilap kayu dan arah serat/kesan raba.
Pada pengamatan ini, kelompok Kayu Daun Lebar (KDL) terlihat kusam, Kayu Daun Jarum (KDJ) terlihat agak mengkilap dan hasil pengamatan pada kelompok monokotil yaitu sangat mengkilap.
7.      pengamatan arah serat dan kesan raba
Yang terakhir untuk pengamatan sifat makroskopis kayu adalah bagaimana arah serat dan kesan raba. Pengamatan arah serat untuk kelompok Kayu Daun Lebar (KDL)/jati dan kelompok monokotil/bambu memiliki arah serat yang lurus, sedangkan kelompok Kayu Daun Jarum  (KDJ)/pinus memiliki arah serat yang terpadu.
Pada pengamatan kesan raba, Kayu Daun Lebar (KDL)/jati memiliki kesan raba yang kasar. Sedangkan untuk kelompok Kayu Daun Jarum (KDJ)/pinus dan kelompok Monokotil/bambu memiliki kesan raba yang licin.

B.     Preparat Gosok
Pengamatan yang dilakukan untuk preparat gosok itu terdiri dari pengamatan sebaran pori, penggabungan pori, dan penyebaran parenkim untuk semua kelompok kayu yang dijadikan sampel percobaan itu dapat diuraikan sebagai berikut: 
1.      Penyebaran pori kayu
Penyebaran pori untuk kelompok Kayu Daun Lebar (KDL)/jati  memiliki penyebaran pori yang tersebar dan termasuk kedalam kelompok radial. Sedangkan pada Kayu Daun Jarum (KDJ)/pinus tidak terdapat penyebaran pori, karena Kayu Daun Jarum, tidak memiliki pori. dan untuk kelompok Monokotil/bambu memiliki sebaran pori yang tersebar.
2.      Penggabungan pori
Pada Kayu Daun Lebar (KDL)/jati penggabungan pori terlihat sebagian besar gabungan, sedangkan pada Kayu Daun Jarum (KDJ)/pinus tidak terdapat penggabungan pori karena pada hakikatnya Kayu Daun Lebar tidak memiliki pori, dan untuk kelompok Monokotil/bambu penyebaran porinya yaitu sebagian besar soliter.
3.      Penyebaran parenkim
Penyebaran parenkim Kayu Daun Lebar (KDL)/jati terlihat terselubung, dan Kayu Daun Jarum (KDJ)/pinus penyebaran parenkim terlihat tersebar. Begitu pula pada kelompok Monokotil/bambu penyebaran parenkim juga terlihat tersebar.

C.    Preparat Sayatan.
Pengamatan yang dilakukan untuk preparat sayatan menggunakan satu sampel kayu di mana sampel kayu yang diamati itu adalah kelompok Kayu Daun Lebar (KDL)/jati. Hasil pengamatan yang diperoleh dapat kita uraikan sebagai berikut:
1.      Penggabungan dan isi pori
Pada pengamatan tentang pengabungan pori itu kita peroleh data yang soliter itu berjumlah 99, yang bergabung itu berjumlah 27, dan untuk isi pori itu berjumlah 126.
2.      Persentase penggabungan pori
Persentase penggabungan pori terdiri atas kuantitas dan kualitas kayu, dimana untuk kuantitas sampel kayu yang diamati itu kita peroleh data sebanyak 21,42% ,dengan interval kuantitas kayu berada pada {20% - 50%}, menurut Martawijaya kualitas persentase penggabungan pori kayu tersebut termasuk ke dalam soliter dan gabungan (Martawijaya, 1989).
3.      Perhitungan jumlah pori
Perhitungan jumlah pori pada sampel kayu yang diamati, dimana untuk kuantitasnya itu kita peroleh data sebanyak 5,04 mm2, menurut Martawijaya kualitas perhitungan jumlah pori yaitu jarang (Martawijaya, 1989).
4.      Diameter pori
Persentase penggabungan pada sampel kayu yang diamati, untuk kuantitas sampel kayu itu kita peroleh data sebanyak 150,4 mikron dengan interval berada pada {100-200}, menurut Martawijaya kualitas kayu tersebut tergolong ke dalam kayu dengan diameter pori yang besar (Martawijaya, 1989).
5.      Perhitungan jumlah jari-jari
Perhitungan jumlah jari-jari terdiri atas kuantitas dan kualitas kayu, dimana untuk kuantitasnya itu kita peroleh data sebanyak 8,16 mm2 menurut Sulistyobudi kualitas jumlah jari-jari kayu tersebut termasuk ke dalam kategori yang agak banyak (Sulistyobudi, 2008).
6.      Perhitungan lebar jari-jari
Perhitungan lebar jari-jari pada sampel kayu yang diamati, untuk kuantitas sampel kayu diperoleh data sebanyak 69,6 mikron dengan interval berada pada {50-100}, menurut Sulistyobudi kualitas kayu dengan lebar jari-jari tersebut termasuk ke dalam kategori jari-jari yang agak lebar (Sulistyobudi, 2008).
7.    Perhitungan tinggi jari-jari.
Sedangkan untuk perhitungan tinggi jari-jari untuk kuantitas sampel kayu itu kita peroleh data sebesar 526,8 mikron dengan interval berada pada {500-1000}, menurut Sulistyobudi kualitas kayu dengan tinggi jari-jari tersebut termasuk ke dalam kategori tinggi jari-jari yang sangat pendek (Sulistyobudi, 2008).


BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ilmu kayu tentang sifat makroskopis kayu adalah :
1.    Pada praktikum pengenalan sifat makroskopis kayu, praktikan telah mampu mengetahui bagaimana tekstur kayu, warna kayu, tingkat kekerasan kayu, berat kayu, pengamatan kilap kayu, pengamatan arah serat kayu, dan kesan raba pada kayu, dengan membandingkan 3 sampel yaitu Kayu Daun Lebar (KDL)/jati, Kayu Daun Jarum (KDJ)/pinus, dan monokoti/bambu.
2.    Pada praktikum preparat gosok, praktikan telah mampu mengetahui pori dan parenkim yang dimiliki oleh kayu yang diamati baik kayu daun jarum maupun kayu daun lebar serta pada kelompok monokotil.
3.    Pada praktikum preparat sayatan, praktikan telah mampu untuk mengetahui bagaimana cara melakukan penyayatan yang benar untuk mengambil sampel sayatan yang telah ditentukan, juga telah mengetahui penyebaran pori, besar kecil diameter pori, perhitungan jari-jari dan ukuran jari-jari pada sampel kayu yang diteliti.

B.     Saran

Label:

Post a Comment

  1. Sumbernya dilampirkan. Terima kasih ini sangat mmbntu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Laporan diatas gak pake Tipus, jadi otomatis gak pake Dapus ya... (o)

      Delete

Powered by Blogger.