BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu pokok bahasan
yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman
elastisitas dari permintaan dan penawaran
yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk
kurva dari masing masing elastisitas, dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan
adanya pemahaman elastisitas tersebut kita dapat mengukur sejauh mana pembeli
dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud
berkaitan dengan perubahan harga atau dengan kata lain, elastisitas merupakan
derajat kepekaan permintaan dan
penawaran terhadap perubahan harga. Oleh karena itu Elastisitas merupakaan
ukuran sejauh mana pembeli dan penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang
ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan dengan perubahan harga. Dengan kata lain,
elastisitas merupakan derajat kepekaan permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga.
Dalam analisis ekonomi,
secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, pengukuran tersebut sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh
mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Untuk dapat mengukur sejauh
mana responsif dari permintaan tersebut, perlu dikembangkan suatu pengukuran
kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga
terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas
permintaan.Elastisitas permintaan dibedakan menjadi tiga konsep yaitu
elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan
elastisitas permintaan silang.
Jumlah permintaan dan
penawaran sangat mempengaruhi harga, karena jika permintaan naik sedangkan
penawaran tetap atau sedikit, maka akan terjadi kelangkaan barang (jika
factor-faktor lain dianggap tetap atau cateris paribus), kelangkaan barang akan
mengakibatkan naiknya harga. Namun sebaliknya jika penawaran banyak sedangkan
permintan sedikit, maka harga akan menjadi murah.
B.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan latar
belakang diatas maka tujuan makalah ini ialah sebagai berikut.
1.
Menjelaskan tabel permintaan pulp sebagai
hasil hutan kayu, untuk sepuluh tahun kedepan menggunakan analisis time series.
2.
Menjelaskan perhitungan hasil analisis
time series permintaan pulp untuk sepuluh tahun kedepan.
3.
Menjelaskan jumlah hutan yang digunakan
dalam permintaan pulp.
C.
Ruang
Lingkup Materi
Guna mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan, penulis mempergunakan metode kepustakaan. Pada
metode ini, penulis membaca buku dan literatur yang berhubungan dengan
penulisan makalah. Makalah ini disusun secara sistematis, yaitu penulis
menguraikan permasalahan mengenai kondisi kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh
manusia, dan mengungkapkan pembahasan mengenai solusi dari permasalahan yang
telah diuraikan sebelumnya. Dalam hal ini juga membahas mengenai peran serta
manusia/individu itu sendiri dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
ada.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Analisis Time Series
Analisis times series (deret berkala atau runtut waktu)
adalah serangkaian pengamatan terhadap peristiwa, kejadian atau variabel yang
diambil dari waktu ke waktu, dicatat secara teliti menurut urut-urutan waktu
terjadinya, kemudian disusun sebagai data statistik. Dari suatu runtut waktu
akan dapat diketahui pola perkembangan suatu peristiwa, kejadian atau variabel.
Jika perkembangan suatu peristiwa mengikuti suatu pola yang teratur, maka
berdasarkan pola perkembangan tersebut dapat diramalkan peristiwa yang terjadi
dimasa akan datang (Gilarso, 2003).
Dalam peramalan, biasanya orang akan mendasarkan diri pada
pola atau tingkah laku data pada masa-masa lampau. Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
disebut rangkaian waktu atau time series.
Data tersebut memiliki variasi (gerakan) yang berbeda. Secara umum variasi (gerakan) dari data
rangkaian waktu tersebut terdiri dari (Putong, 2010):
1.
Trend
jangka panjang (trend sekular) adalah suatu garis (trend) yang menunjukkan arah
perkembangan secara umum
2.
Variasi
musim adalah suatu gerakan yang naik turun secara teratur yang cenderung untuk
terulang dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun.
3.
Variasi
siklis adalah suatu gerakan yang naik turun secara teratur yang cenderung untuk
terulang kembali setelah jangka waktu lebih dari 1 tahun.
4.
Variasi
random adalah suatu gerakan yang naik turun secara tiba-tiba atau mempunyai
sifat yang sporadis dan biasanya sulit diperkirakan sebelumnya.
Analisis rangkaian waktu mencoba menentukan pola hubungan
antara waktu sebagai variabel bebas (independent variable) dengan suatu data
sebagai variabel tergantung (dependent variable). Artinya besar-kecilnya data tersebut
dipengaruhi oleh waktu (Putong, 2010).
1. Trend
Linier
Trend linier
merupakan garis peramalan yang sifatnya linier sehingga secara matematis bentuk
fungsinya adalah (Rahardja, 2008):
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ =
nilai trend periode tertentu = nilai peramalan pada periode tertentu
a = konstanta = nilai trend pada periode dasar
b = koefisien arah garis trend
= perubahan trend setiap periode
X = unit periode yang dihitung dari periode
dasar.
Berdasarkan
ketiga metode tersebut yang memiliki tingkat penyimpangan antara peramalan dan
observasi adalah metode kuadrat terkecil, sehingga hanya akan dibahas metode
kuadrat terkecil (Least Square) (Rahardja, 2008).
a. Trend Linier dengan Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)
Peramalan
dengan metode kuadrat terkecil akan menghasilkan jumlah kuadrat
kesalahan-kesalahan terkecil. Jika persamaan garis trend linier Y’ = a + bX,
maka untuk menentukan harga konstanta a dan b dengan metode ini dapat
menggunakan persamaan normal sbb (Rahardja, 2008):
ΣY
= na + b ΣX
ΣXY
= a ΣX + b ΣX2
Keterangan:
Y
= harga-harga hasil observasi
X
= unit tahun yang dihitung dari
periode dasar
a
= nilai trend pada periode
dasar
b
= perubahan trend (koefisien
arah garis)
n
= banyaknya data
Untuk menyederhanakan perhitungan,
dibuat sedemikian rupa maka diperoleh ΣX = 0, sehingga harga a dan b menjadi (Putong,
2010):
Dalam
penentuan skala ΣX = 0 ada 2 kemungkinan, yaitu (Putong, 2010):
1) Untuk data ganjil, angka nol
diletakkan pada tahun yang di tengah, sehingga skala X nya menjadi
tahunan. (selisih 1)
2) Untuk data genap, maka angka nol
pada skala X terletak antara 2 tahun yang di tengah sehingga skala X menjadi
setengah tahunan. (selisih 2)
b. Merubah Persamaan Trend
1) Perubahan periode dasar
Persamaan
awal: Y’ = a + b X
Berdasarkan
persamaan tersebut yang berubah hanya a yaitu nilai trend pada periode dasar.
Bila periode dasar diubah, maka a diganti dengan nilai trend pada periode dasar
yang baru. Sedangkan bilangan-bilangan yang lain tetap (Sukirno, 2013).
2) Perubahan satuan waktu
a) Jika persamaan trend tahunan (skala
X tahunan) (Sukirno, 2013):
Y’
= a + b X
Periode
dasar : 2005
Unit
X : tahunan
Unit
Y : unit/tahun
Diubah
jadi persamaan trend rata-rata bulanan (Sukirno, 2013):
Periode
dasar : 2005
Unit
X : tahunan
Unit
Y : unit/bulan
B.
Metode
Proyeksi dengan Trend
Metode
deret berkala (time series), merupakan pendugaan masa depan yang
dilakukan berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel dan kesalahan masa
lalu, tujuannya adalah menemukan pola dalam deret data historis dan
mengeksplorasikan pola dalam deret data historis dan mengeksplorasikan pola
tersebut ke masa depan. Model ini digunakan dengan mudah dalam meramal. Metode
peramalan analisa deret waktu salah satunya adalah Metode proyeksi dengan trend
(Frederick, 1995).
Metode
proyeksi dengan trend merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
melakukan peramalan. Adapun yang dibutuhkan untuk penggunaan metode peramalan
ini adalah data tahunan, dan makin banyak data yang dipunyai makin lebih baik,
serta minimum data tahunan yang harus ada adalah lima tahunan. Metode ini
selalu dipergunakan untuk penyusunan suatu rencana penanaman tanaman baru,
perencanaan produk baru, rencana pembangunan suatu negara dan daerah. Ada tiga
macam jenis data analisa regresi ini yaitu (Frederick, 1995):
1. Analisa
regresi yang mempelajari hubungan kausal antara suatu variabel tak bebas dan
satu variabel bebas disebut analisa regresi sederhana (simple regression
analysis).
2. Analisa
regresi yang mempelajari hubungan kausal antara suatu variabel tak bebas dan
dua variabel bebas disebut analisa regresi berganda (multiple regression
analysis).
3. Analisa
regresi yang mempelajari hubungan kausal antara sekumpulan variabel tak bebas
(dua atau lebih variabel tak bebas) dan sekumpulan variabel bebas (dua atau
lebih variabel bebas) disebut analisa regresi multivariat (multivariate
regression analysis).
C.
Elastisitas Ekonomi
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan
perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya.
Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau
reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Penggunaan paling umum dari konsep
elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan terjadi jika harga
barang/jasa dinaikkan (S.S Wilks, 1994).
Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga
terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan
sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini
sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia
peroleh (Frederick, 1995).
D.
Koefisien Elastisitas
Besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien
elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E. Koefisien elastisitas permintaan
adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang diminta
dengan perubahan harganya. Dalam perhitungan koefisien elastisitas permintaan,
angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara harga
dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan
permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan). Adapun yang dimaksud koefisien
elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya (Boediono,
2001).
E.
Elastisitas
Permintaan
Besarnya reaksi konsumen terhadap perubahan harga sangat
penting bagi produsen. Tujuannya adalah agar produsen dapat menentukan tingkat
harga yang menguntungkan. Elastisitas permintaan adalah ukuran drajat kepekaan
permintaan terhadap perubahan harga. Elastisitas permintaan suatu alat atau
konsep yang digunakan untuk mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang
yang di beli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus) (Putong, 2010).
Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variable pertama yang
mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, Elastisitas yang
dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price
elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga
barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila
dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income
elasticity) (Putong, 2010).
1.
Elastisitas
Harga (Price Elasticity Of Demand)
Elastisitas harga permintaan adalah
derajat kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat berubahnya harga barang
atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada presentasi perubahan
jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan dengan harga dipasar,
sesuai dengan hokum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang
turun dan sebaliknya. Elastisitas permintaan digunakan untuk menjelaskan
tingkat kepekaan permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang
tersebut. Angka yang mengukur besarnya pengaruh perubahan harga atas perubahan
jumlah barang yang diminta disebut koefisien elastisitas permintaan,
dilambangkan (Ed). Adapun rumusnya (Putong, 2010):
Keterangan :
Ed :
Elastisitas Harga Permintaan
∆Q :
Perubahan jumlah barang yang di minta
Q :
Jumlah barang yang di minta
∆P :
Perubahan Harga
P :
Harga
2.
Elastisitas
Silang (Cross Elasticity of Demand)
Elastisitas
silang menunjukan hubungan antara jumlah barang yang di minta terhadap
perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut.
Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap (Putong,
2010).
Keterangan:
EXA : Elastisitas Silang
∆Qx : Perubahan Jumlah barang X yang di minta
Qx : Jumlah barang X yang di minta
∆PA : Perubahan Harga barang A
PA : Perubahan harga A
3.
Elastisitas
Pendapatan (Ey)
Elastisitas pendapatan (Ey) adalah
prosentase perubahan kuantitas barang yang diminta akibat terjadinya perubahan
pendapatan (Putong, 2010).
Keterangan:
Ey :
Elastisitas Pendapatan
∆Qx :
Perubahan jumlah barang yang diminta
Qx :
Jumlah barang yang diminta
∆Y :
Perubahan Pendapatan
Y :
Pendapatan
4.
Jenis-jenis
elastisitas permintaan
Jenis-jenis elastisitas permintaan
terbagi atas lima jenis, diantaranya sebagai berikut (Putong, 2010):
a. Permintaan Inelastis Sempurna (E =
0)
Perubahan
harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya
berbentuk vertikal.
b. Permintaan tidak elastis/inelastis (
E < 1 ).
Permintan
in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan
permintaan. Nilai E < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan
jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil.
c. Permintaan Elastis Uniter (E = 1)
Koefisien
elastisitas permintaaan uniter adalah satu (E=1), artinya perubahan harga
diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama.
d. Permintaan Elastis ( E >1 )
Permintaan
elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga. E
> 1, artinya perubahan harga sedikit saja, akan diikuti jumlah permintaan
dalam jumlah yang lebih besar.
e. Permintaan tak terhingga elastis
sempurna (E= ~ )
Bahwa
Berapapun jumlah barang yang diminta, harganya tetap. Dengan demikian, kurvanya
berbentuk horisontal.
F.
Elastisitas
Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) yaitu prosentase perubahan jumlah
barang yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri. koefisien
elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar
kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan rumus sebagai
berkut (Santoso, 2006):
Keterangan:
ΔQS : Perubahan jumlah penawaran
ΔP : Perubahan harga barang
P : Harga barang mula-mula
QS : Jumlah penawaran mula-mula
Es : Elastisitas penawaran
1.
Jenis-jenis
Elastisitas Penawaran
Adapun jenis-jenis elastisitas
penawaran terbagi atas lima, diantaranya adalah sebagai berikut (Santoso, 2006):
a. Penawaran elastis (Es > 1 )
Perubahan
harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran, atau
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran
yang lebih besar.
b. Penawaran Inelastis ( E < 1 )
Perubahan
harga kurang berpengaruh pada perubahan penawaran, atau persentase perubahan
penawaran barang lebih kecil dari persentase perubahan harga.
c. Penawaran Uniter elastis ( E = 1 )
Elastisitas penawaran dimana
persentase perubahan jumlah produk yang ditawarkan sama dengan persentase
perubahan harga produk.
d. Penawaran Inelastis sempurna ( E = 0
)
Inelastis sempurna adalah elastis
yang bernilai nol, artinya berapa pun harganya, jumlah produk yang ditawarkan
tetap.
e. Penawaran Elastis Sempurna (E = ~)
Penawaran elastis sempurna terjadi
jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga,
sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau X.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Tabel
Permintaan Pulp Sebagai Hasil Hutan Kayu
Berdasarkan badan pusat
statistik kementerian kehutanan diperoleh data permintaan pulp di Indonesia
dari tahun 2009 sampai 2013, sebagai berikut :
Tahun
|
Jumlah
Permintaan (Kg)
|
Harga
(US$)
|
2009
|
2.243.968.917
|
867.236.134
|
2010
|
2.572.338.903
|
1.465.940.916
|
2011
|
2.933.915.991
|
1.554.610.336
|
2012
|
3.196.288.917
|
1.545.399.745
|
2013
|
3.745.385.137
|
1.845.814.927
|
Rata-rata
|
2.938.379.573
|
1.455.800.412
|
Sumber
: Badan Pusat Statitsik Kementerian Kehutanan 2013
Data analisis time series
terhadap permintaan pulp di Indonesia dari tahun 2009 sampai 2013, sebagai
berikut :
Tahun
|
Permintaan
(Y)
|
X
|
XY
|
X2
|
2009
|
2.243.968.917
|
-2
|
-4.487.937.834
|
4
|
2010
|
2.572.338.903
|
-1
|
-2.572.338.903
|
1
|
2011
|
2.933.915.991
|
0
|
0
|
0
|
2012
|
3.196.288.917
|
1
|
3.196.288.917
|
1
|
2013
|
3.745.385.137
|
2
|
7.490.770.274
|
4
|
Jumlah
|
14.691.897.865
|
0
|
3.626.782.454
|
10
|
B.
Perhitungan
1. Persamaan Linear Garis
Jadi
persamaan linear garisnya adalah Y = 2.938.379.573 + 362.678.245,4 X
Persamaan
tersebut menggambarkan :
a =
2.938.379.573, merupakan besarnya volume permintaan pulp pada tahun dasar/periode
dasar 2011
b =
362.678.245,4, merupakan besarnya perubahan permintaan pulp untuk setiap tahun
X =
unit tahun yang dihitung berdasarkan tahun yang akan diurutkan dari X = 0
2.
Prediksi
10 Tahun Kedepan
Prediksi
10 tahun kedepan terhadap permintan pulp sebagai hasil hutan kayu:
Y
= a + bx → Y = 2.938.379.573 + 362.678.245,4 X
Jadi
:
·
Tahun 2014, maka X = 3
Y 2014 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(3) = 4.026.414.309
·
Tahun 2015, maka X = 4
Y 2015 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(4) = 4.389.092.555
·
Tahun 2016, maka X = 5
Y 2016 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(5) = 4.751.770.800
·
Tahun 2017, maka X = 6
Y 2017 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(6) = 5.114.449.045
·
Tahun 2018, maka X = 7
Y 2018 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(7) = 5.477.127.291
·
Tahun 2019, maka X = 8
Y 2019 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(8) = 5.839.805.536
·
Tahun 2020, maka X = 9
Y 2020 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(9) = 6.202.483.782
·
Tahun 2021, maka X = 10
Y 2021 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(10) = 6.565.162.027
·
Tahun 2022, maka X = 11
Y 2022 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(11) = 6.927.840.272
·
Tahun 2023, maka X = 12
Y 2023 = 2.938.379.573 + 362.678.245,4
(12) = 7.290.518.518
3. Luas Hutan Tanaman
Luas hutan tanaman yang harus
dibangun untuk mensuplai permintaan pulp pada tahun 2023 (10 tahun kedepan):
Diketahui:
Rotasi/Masak
tebang kayu bulat = 5 tahun
Riap
kayu bulat = 50 m3/ha/tahun
Potensi
kayu bulat sebagai bahan pulp = 50
× 5
= 250 m3/ha/tahun
Penggunaan
kayu bulat sebagai bahan pulp = 50.000 m3
Penyelesaian:
Jadi, luas hutan tanaman yang harus dibangun untuk
mensuplai permintaan pulp pada tahun 2023 adalah seluas 2.000 hektar.
C.
Pembahasan
Hasil hutan meliputi kayu
olahan dan hasil hutan bukan kayu. Kayu olahan mencakup kayu gergajian, kayu
lapis, wood charcoal, pulp, veneer sheets, particle board dan fibreboard. Dalam
hal ini data yang diolah ialah data permintaan pulp lima tahun terakhir,
sehingga dapat di prediksi permintaan pulp untuk sepuluh tahun kedepan,
menggunakan analisis time series.
Berdasarkan tabel
permintaan pulp di Indonesia dari tahun 2009 sampai 2013, dan table data
analisis time series, serta perhitungan sepuluh tahun kedepan (mulai tahun 2014
sampai 2023) diperoleh bahwa pada tahun 2014 jumlah permintaan mencapai 4.026.414.309
Kg, pada tahun 2015 jumlah permintaan mencapai 4.389.092.555 Kg, pada tahun 2016
jumlah permintaan mencapai 4.751.770.800 Kg, pada tahun 2017 jumlah permintaan
mencapai 5.114.449.045 Kg, pada tahun 2018 jumlah permintaan mencapai 5.477.127.291
Kg, pada tahun 2019 jumlah permintaan mencapai 5.839.805.536 Kg, pada tahun 2020
jumlah permintaan mencapai 6.202.483.782 Kg, pada tahun 2021 jumlah permintaan
mencapai 6.565.162.027 Kg, pada tahun 2022 jumlah permintaan mencapai 6.927.840.272
Kg, pada tahun 2023 jumlah permintaan mencapai 7.290.518.518 Kg. Dari hasil
yang didapatkan dari analisis time series, diketahui bahwa jumlah luas hutan
tanaman yang harus dibangun untuk mensuplai permintaan pulp pada tahun 2023
adalah seluas 2.000 hektar.
Dari data permintaan pulp
sepuluh tahun kedepan menggunakan analisis time series diatas diketahui bahwa hingga
sepuluh tahun kedepan (dari 2014 sampai 2023), dari tahun ke tahun jumlah
permintaan pulp semakin meningkat, berdasarkan table data analisis time series,
hal ini disebabkan oleh besarnya perubahan permintaan pulp untuk setiap tahun. Perubahan
permintaan pulp ini disebabkan oleh sistem pasar dunia yang semakin terbuka,
peranan sumberdaya alam Indonesia yang cukup besar sebagai penyedia bahan baku,
serta biaya tenaga kerja yang dimiliki Indonesia relatif lebih murah
dibandingkan dengan negara-negara produsen lainnya. Dengan demikian permintaan
domestik pulp Indonesia dipengaruhi oleh harga domestik kertas, harga impor
pulp, trend waktu dan permintaan domestik pulp bedakala satu tahun.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penulisan paper/makalah ini
dan pembahasan materi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari
data tabel permintaan diatas diketahui bahwa jumlah permintaan pulp dalam kurun
waktu 5 tahun (tahun 2009 sampai 2013) adalah sebanyak 14.691.897.865 Kg.
Dimana pada tahun 2013 memiliki jumlah permintaan pulp yang paling tinggi jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan permintaan mencapai 3.745.385.137
Kg.
2. Berdasarkan analisis time series diketahui
bahwa besarnya
volume permintaan pulp pada periode dasar 2011 sebanyak 2.938.379.573 Kg,
besarnya perubahan permintaan pulp untuk setiap tahun sebanyak 362.678.245,4
Kg. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah permintaan pulp untuk
sepuluh tahun kedepan, yaitu pada tahun 2023 mencapai 7.290.518.518 Kg.
3. Dari
hasil yang didapatkan dari analisis time series, diketahui bahwa jumlah luas
hutan tanaman yang harus dibangun untuk mensuplai permintaan pulp pada tahun
2023 adalah seluas 2.000 hektar.
B.
Saran
Dalam melakukan
pengelolaan terhadap sumberdaya hutan, dalam hal ini khususnya hasil hutan
berupa pulp sebagai bahan kertas, agar pemerintah dapat memaksimalkan produksi
pulp, sehingga dapat memenuhi sejumlah permintaan dari tahun ke tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono,
Dr, Wayan Kaester, dr, Ir. MM. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan
Probabilitas, Penerbit Pt. Remaja Rosdakarya. Bandung
Frederick E.
Croxton dan Dudley J. cowden, Applied General Statistics, second edition,
Prentice-Hal, Inc., N.Y. 1995, bab I.
Gilarso SJ. 2003. Pengantar
ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius. Yogyakarta.
Kementerian Kehutanan. 2013. Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2013. Kementerian Kehutanan. Jakarta.
Putong,
Iskandar. 2010. Economics Pengantar Mikro
dan Makro. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Rahardja,
Prathama, Mandala Manurung. 2008. Pengantar
Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi & Makro ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Santoso,
Singgih. 2006. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI : Menggunakan SPSS dan Excel
untuk mengukur Sikap dan Kepuasan Konsumen. Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
S.S Wilks,
Elementary Statistics Analysis, Princeton University Press, N.Y., 1994, bab II.
Sukirno,
Sadono. 2013. Mikro Ekonomi Teori
Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Post a Comment
Post a Comment