Prinsip dari maserasi adalah merendam simplisia dalam suatu wadah menggunakan pelarut penyari tertentu selama beberapa hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil filtratnya.
Perbandingan bahan dan pelarut dapat mempengaruhi hasil ekstraksi. Perbandingan yang baik antara bahan dan pelarut adalah 10:75 (Sediaan Galenik hal 11). pelarut yang digunakan adalah etanol dengan konsentrasi 96% karena minyak atsiri dapat larut dalam etanol dengan konsentrasi yang tinggi tanpa adanya penambahan air lagi. Penggunaan etanol dengan konsentrasi kurang dari 35% akan menyebabkan terekstraknya gum sehingga mempersulit penyaringan. Penggunaan etanol dengan konsentrasi lebih dari 70% akan menghasilkan ekstrak dengan kandungan minyak atsiri tinggi, yang akan mengendap pada bagian bawah ekstrak.
Hasil ekstraksi umumnya masih mengandung bahan ikutan lain yang terdapat dalam residu. Yang dimaksud dengan bahan ikutan lain adalah kuncup bunga melati. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan antara filtrat dan residu. Penyaringan yang pertama dilakukan dengan menggunakan saringan dengan diameter yang lebih besar untuk memisahkan antara kuncup bunga melati dengan filtratnya. Penyaringan yang kedua dilakukan dengan corong dan kertas saring yang fungsinya untuk menyaring zat pengotor yang belum tersaring sempurna pada penyaringan pertama.
Pelarut yang masih terdapat dalam filtrat harus diuapkan dengan menggunakan metode evaporasi. Penguapan pelarut dilakukan dalam keadaan vakum menggunakan rotary vacum evaporator. Pemekatan dilakukan sampai tidak ada pelarut yang menguap, masing-masing memerlukan waktu penguapan yang berbeda, tergantung jumlah pelarut yang digunakan. Suhu yang digunakan dalam penguapan dengan evaporator adalah 800C yang dimaksudkan untuk menguapkan atau menghilangkan etanol sehingga yang tertinggal hanyalah minyak atsiri.
Hasil pengamatan menyatakan bahwa dari 175 g bunga melati segar dapat menghasilkan minyak atsiri sebanyak 240ml atau ektrak kental sebanyak 21,842 g.
Post a Comment