Studi Kasus Pranata Sosial Di Kelurahan Bandarharjo, Jawa Tengah






A.    Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata sosial berasal dari bahasa asing social institutions, itulah sebabnya ada beberapa ahli sosiologi yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan, di antaranya adalah Soerjono Soekanto. Lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai himpunan norma dari berbagai tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, pranata sosial merupakan kumpulan norma (sistem norma) dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Secara umum, pranata sosial mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
a.       Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat dalam hal bertingkah laku dan bersikap dalam menghadapi masalah kemasyarakatan.
b.      Menjaga keutuhan dan integrasi masyarakat.
c.       Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Selain fungsi umum tersebut, pranata sosial memiliki dua fungsi besar yaitu fungsi manifes (nyata) dan fungsi laten (terselubung).
a.       Fungsi manifes adalah fungsi pranata sosial yang nyata, tampak, disadari dan menjadi harapan sebagian besar anggota masyarakat. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai fungsi reproduksi yaitu mengatur hubugnan seksual untuk dapat melahirkan keturunan.
b.      Fungsi laten adalah fungsi pranata sosial yang tidak tampak, tidak disadari dan tidak diharapkan orang banyak, tetapi ada. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai fungsi laten dalam pewarisan gelar atau sebagai pengendali sosial dari perilaku menyimpang.
B.     Letak Lokasi Kajian dan Luas Wilayah
Kelurahan Bandarharjo adalah salah satu dari sembilan kelurahan yang ada di Kecamatan Semarang Utara, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Semarang. Kelurahan Bandarharjo mempunyai luas wilayah 342,67 ha, terletak di sebelah utara kota Semarang dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Semarang Tengah, sebelah timur berbatasan dengan wilayah kelurahan Bandarharjo dan Kelurahan Panggung Lor. Sedangkan di sebelah barat, berbatasan langsung dengan kelurahan Tanjung Mas. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa, wilayah Kelurahan Bandarharjo dilewati dan menjadi dua muara dari sungai, yaitu Kali Asin dan Kali Baru. Topografi ini membuat Kelurahan Bandarharjo memiliki keunikan dan permasalahan yang khas yang tidak dimiliki oleh semua kelurahan di kota Semarang. Wilayah Kelurahan Bandarharjo telah dimanfaatkan sebagai pelabuhan perdagangan sejak dahulu. Hal ini dibuktikan dengan bangunan mercusuar yang telah ada sejak jaman Kolonial Belanda. Karena adanya aktifitas perdagangan tersebut, maka lama kelamaan di sekitar pelabuhan tersebut terbentuk sekumpulan komunitas yang kemudian semakin berkembang dan sekarang menjadi wilayah kelurahan Bandarharjo.
C.     Pranata-pranata yang Berkembang
Pranata sosial pada dasarnya adalah sistem norma yang mengatur segala tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Seperti yang telah dijelaskan di depan, pranata sosial di masyarakat mempunyai beberapa fungsi. Fungsi-fungsi pranata tersebut terwujud dalam setiap macam pranata yang ada di masyarakat. Adapun macam-macam pranata sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, antara lain pranata keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata pendidikan, dan pranata politik.
Pranata yang berkembang pada Kelurahan Bandarharjo, Jawa Tengah, yaitu :
a.       Pranata Ekonomi
Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu, atau barang-barang berharga lainnya. Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiatan ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang/jasa yang dibutuhkan manusia. Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana dari pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar barang).
Kelurahan Bandarharjo adalah wilayah yang berada di perkotaan. Di sekitar wilayah Kelurahan Bandarharjo terdapat banyak industri, yang menyerap sebagian besar warga Kelurahan Bandarharjo sebagai tenaga kerjanya, baik itu sebagai tenaga kerja industri (58,68%), maupun tenaga kerja bangunan (34,04%).
Selain sektor usaha mandiri atau industri kecil ada pula usaha restoran dan hotel. Usaha unggulan yang khas di Kelurahan Bandarharjo adalah industry pengolahan ikan dengan cara pengasapan yang disebut “Panggang Mangut”. Usaha ini sudah turun temurun sejak tahun 1889. Terdapat 45 pemilik usaha panggang mangut yang menyerap 187 tenaga kerja dan mempunyai kapasitas produksi sebesar 10.425 kg/hari.
Satu-satunya sanitasi yang menghasilkan biogas dan dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan kompor gas ada di RW III dan dinamakan “Sanimas”. Pembuatan boneka dan bantal di RW IV merupakan home industri yang dikelola oleh rumah tangga di Kelurahan Bandarharjo. “Pasar Krempyeng” merupakan satu-satunya pasar yang ada di Kelurahan Bandarharjo sebagai sarana bertemunya penjual dan pembeli di wilayah kelurahan tersebut, yang banyak menampung hasil produksi warga sekitar. Pasar Krempyeng buka setiap hari, tetapi hanya selama tiga jam saja di pagi hari (“sak krempyengan”).
Salah satu kendala bagi jalannya perekonomian yang ideal di Kelurahan Bandarharjo adalah masih terdapatnya renternir di pasar, sehingga menyulitkan pemakai jasa renternir tersebut untuk berkembang. Salah satu usaha yang masih menjadi agenda Kelurahan Bandarharjo adalah usaha pengolahan limbah plastik dan pembuatan plastik. Ada tiga macam mesin bantuan pemerintah yang telah tersedia, yaitu: mesin pembuat kantong plastik, mesin pembuat tali rafia, dan mesin pembuat sedotan. Salah satu kendala untuk terlaksananya usaha ini adalah belum tersedianya modal yang memadai untuk mengelolanya. Sedangkan untuk calon karyawannya sedang dalam proses pelatihan.
b.      Pranata Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di Indonesia, pendidikan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal). Pada perkembangannya, ada beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu pendidikan yang diperoleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari (pendidikan informal).
Pendidikan Luar Sekolah, sebagai trobosan dalam bidang pendidikan yang sangat diperlukan oleh masyarakat, terutama bagi remaja putus sekolah, terdapat di kelurahan Bandarharjo ini dalam bentuk Kejar Paket A bagi yang memerlukan ijazah SD, Kejar Paket B bagi yang memerlukan ijazah SMP, dan Kejar Paket C bagi yang memerlukan ijazah SMA. Selama ini telah meluluskan sekitar 1500 siswa. Seperti biasa, kendala dari pendidikan luar sekolah ini adalah masalah ekonomi untuk biaya sarana dan prasarana sekolah, yaitu honor tutor dan buku-buku.
Berbagai pelatihan dilakukan di Kelurahan Bandarharjo ini, diantaranya adalah pelatihan menjahit untuk ibu-ibu dan remaja putri. Tutor berasal dari Kelurahan Bandarharjo sendiri, dan telah meluluskan tiga angkatan, dimana tiap angkatan berjumlah sekitar 15 orang. Kendala dari pelatihan ini adalah keterbatasan mesin jahit. Di perusahaan-perusahaan konveksi umumnya sudah diberlakukan mesin jahit high speed, sedangkan pelatihan menjahit di Kelurahan Bandarharjo hanya menggunakan mesin jahit sederhana. Hal ini menghambat peluang masuk pada lapangan pekerjaan konveksi.
Pelatihan lain yang sedang dilakukan adalah untuk bengkel servis hand phone. Dalam hal ini Kelurahan Bandarharjo bekerjasama dengan Universitas Diponegoro (UNDIP).
Mengingat wilayah Kelurahan Bandarharjo merupakan daerah pelabuhan, maka diadakan pelatihan bengkel mesin kapal. Hal ini sangat bermanfaat untuk memberikan keahlian dalam hal perbengkelan kapal, yang banyak diperlukan oleh kapal-kapal di pelabuhan Tanjung Mas.
c.       Pranata Kesehatan
Untuk pelayanan kesehatan di Kelurahan Bandarharjo, tersedia satu buah Puskesmas, yang memiliki dua orang dokter, dua orang perawat, dan dua orang bidan. Kesadaran masyarakat Kelurahan Bandarharjo untuk berobat ke dokter relatip bagus, terutama setelah diberlakukan Askesin bagi warga yang kurang beruntung. Pengobatan gratis juga diadakan secara berkala, diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun instansi/lembaga lainnya.
Dalam rangka mencegah berjangkitnya penyakit endemik, khususnya demam berdarah, maka Pemerintah Kelurahan Bandarharjo melakukan upaya melalui kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk langsung ke bak-bak atau tempat penampungan air lainnya milik warga. Selain itu dilakukan kerja bakti secara berkala untuk membersihkan lingkungan minimal satu bulan sekali. Upaya tersebut membawa hasil dengan penurunan jumlah penderita demam berdarah, selama tahun 2007 sampai 2008 hanya terdapat tujuh kejadian demam berdarah.
Kondisi sanitasi juga perlu diperhatikan, mengingat kondisi ekonomi sebagian besar warga Kelurahan Bandarharjo termasuk golongan menengah ke bawah, yang menyebabkan ketidakmampuan warga menyediakan sarana sanitasi. Pemerintah Kelurahan Bandarharjo dengan dukungan dari lembaga dan instansi terkait telah berhasil membangun beberapa MCK umum yang bersih dan sehat.
d.      Pranata Agama
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.
Gambaran Kelurahan Bandarharjo pada jaman dahulu adalah kota gali (“jalmomoro jalmomati”). Namun sekarang persepsi publik tentang citra Kelurahan Bandarharjo mulai berubah, seiring dengan maraknya perkembangan tempat ibadah, pendidikan agama, maupun kegiatan keagamaan.











DAFTAR PUSTAKA
Label:

Post a Comment

Post a Comment

Powered by Blogger.