Makalah Mengenai Peranan Serangga dalam Pengobatan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam").
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi.Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.    Serangga merupakan hewan yang beraneka ragam. Serangga kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia. Serangga banyak dikenal sebagai hama (Kalshoven 1981). Serangga lebih banyak menyerang tumbuhan meskipun ada juga serangga yang tidak menyerang tanaman maka dari itu serangga termasuk katagori hama bagi manusia. Beberapa serangga juga memiliki manfaat meskipun banyak serangga yang merugikan manusia seperti walang sangit, wereng, ulat, dan lainnya. Tetapi kebanyakan serangga juga sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Serangga dibagi pada beberapa ordo seperti orthoptera, isoptera, thysanoptera, hemiptera, homoptera, lepidoptera, celeoptera, diptera, dan hymenoptera. Serangga juga memiliki beberapa ciri yang khas yaitu diantaranya tubuhnya  dibagi menjadi 3 bagian, serangga juga termasuk kelas insekta, tubuhnya beruas-ruas. Serangga memiliki 2 tipe metamorphosis yaitu paurometabola dan holometabola. Serangga memiliki antenna yang fungsinya cukup beragam, yaitu sebagai peraba, pembau dan perasa. Bentuk antena serangga bermacam-macam, dan dapat digunakan sebagai “pedoman” untuk mengidentifikasi famili serangga.
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaan pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi,  dan penghasil madu.

1.2    Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah supaya pembaca mengetahui peran serangga bagi manusia dan lingkungannya, khususnya manfaat dalam pengobatan.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Serangga
Serangga merupakan kelompok hewan yang paling dominan di muka bumi, yaitu dengan jumlah spesies hampir 80% dari jumlah total hewan di bumi. Total dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia (Kalshoven 1981) dan sebanyak 1.413.000 spesies telah dikenal serta hampir setiap tahunnya terjadi penambahan spesies baru yang ditemukan (Borror,1998).
Alasan ini yang menyebabkan serangga berhasil dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas dalam bereproduksi yang tinggi, serta kemampuan memakan jenis makanan yang berbeda dan dalam mengindari predator (Borror,1998). Berdasarkan kondisi tersebut, keberadaan serangga sebagai bagian ekosistem, dan perannya dalam kehidupan manusia sangat besar. Pemanfaatan yang bijak dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, baik yang dibuat ataupun yang alami, seperti pemanfaatan serangga di bidang kedokteran, pertanian, pangan dan lain sebagainya. Begitupun sebaliknya,populasi serangga yang tidak terkontrol dapat menyebabkan wabah penyakit, bersifat sebagai hama, dan bahkan merugikan pertanian.
Praktek pemanfaatan serangga dalam kehidupan manusia semakin komplek dari masa ke masa, mulai dari pemanfaatan sebagai pollinator pertanian sampai penelitian tingkat molekuler di bidang ke dokteran.





2.2.   Manfaat Serangga Bagi Manusia Dan Lingkungan
berikut beberapa contoh pemanfaatannya :
1)      Sebagai bahan konsumsi
Indonesia maupun di negara lain, telah menggunakan serangga sebagai bahan konsumsi karena serangga memiliki protein yang tinggi, energi, dan sejumlah vitamin dan mineral.
2)      Sebagai bagian penting dalam ekosistem
Serangga pada umumnya mempunyai peranan yang sangat penting bagi ekosistem, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tanpa kehadiran suatu serangga, maka kehidupan suatu ekosistem akan terganggu dan tidak akan mencapai suatu keseimbangan. Peran serangga dalam ekosistem diantaranya adalah sebagai :
a)      Pollinator
Serangga secara tidak langsung berperan dalam proses polinasi, karena serangga hanya bertujuan untuk mendapatkan nektar yang merupakan sumber makanannya.
b)      Dekomposer
Serangga memeliki peranan yang sangat penting dalam proses dekomposisi terutama di tanah. Kotoran atau feses dari hewan dapat mengakibatkan pencemaran terhadap padang rumput.
c)      Predator
Dalam kehidupan di suatu ekosistem, serangga juga berperan sebagai agen pengendali hayati, kaitannya dalam predasi.
d)      Parasitoid
Serangga parasitod merupakan serangga yang berperan sebagai parasit serangga lain.
e)      Bioindikator suatu ekosistem
Serangga tergolong hewan yang sangat sensitif/responsif terhadap perubahan atau tekanan pada suatu ekosisitem dimana ia hidup.
3)      Penentu waktu kematian mayat
Pada perkembangannya, kelompok-kelompok serangga nekrofagus yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi umur mayat berasal dari ordo Diptera, Coleoptera, Hymenoptera (terutama semut), dan beberapa Lepidoptera (Jiron & Cartin, 1981). Serangga-serangga tersebut diklaim dapat menentukan waktu kematian mayat dengan sangat pas, bahkan melebihi teknik lain.

2.3.   Serangga Sebagai Pengobatan
Selain sebagai bahan konsumsi dan sebagai indicator penting bagi ekosistem serangga juga sangat penting dalam bidang pengobatan, seperti :
1)      Lalat
Lalat dapat mengobati luka dan penyakit infeksi tulang. Ketika seekor lalat terbang dan hinggap di luka terbuka Anda, jangan diusir. Tidak apa-apa, pada saat itu lalat akan mengeluarkan belatung. Namun belatung yang dikeluarkan adalah jenis belatung khusus, mereka mengeluarkan zat kimia kuratif yang dikenal sebagai allantoin.
Saat ini, banyak Dokter yang menggunakan allantoin untuk mengobati osteomielitis (peradangan pada struktur tulang akibat terinfeksi bakteri). Semacam kotor, tapi efektif.


2)      Lebah
Pat Wagner mendapat sengatan lebah 200 kali seminggu, secara sengaja tentu saja. Meskipun tampak sinting, tapi hal tersebut sangat bermanfaat.
Racun lebah kaya akan enzim, peptida, dan komponen kuratif lainnya telah terbukti dapat membantu segala sesuatu dari rheumatoid arthritis sampai dengan multiple sclerosis. Sengatan lebah banyak digunakan sebagai akupuntur untuk mengobati berbagai macam penyakit.

3)      Semut
Gigitan semut mengandung jejak racun. Racun yang dikeluarkan semut rupanya mampu mengurangi pembengkakan dan memudahkan radang sendi.Racun semut ini telah dimanfaatkan dalam bidang kesehatan untuk digunakan sebagai pengobatan alternatif. Selain itu, pasukan semut juga dapat digunakan sebagai jahitan luka.
Di hutan Amerika Selatan dan Afrika, beberapa penduduk asli menggunakan pasukan semut untuk menutup luka terbuka. Setelah gigitan semut ke dalam daging, semut akan merobek tubuh sehingga kepala akan bertindak sebagai ‘pokok’ biologis yang menutupi luka.

4)      Kecoa
Diantara banyak jenis serangga di muka bumi, kecoa mungkin adalah serangga yang paling dibenci siapa saja. Selalu dianggap tidak berguna dan sangat menjijikkan. Namun menurut penelitian, kecoa ternyata memiliki senyawa kimia yang sangat ampuh untuk mambunuh bakteri. Otak kecoa bisa digunakan sebagai antibiotik.
Otak kecoa mengandung antibiotik yang dapat melenyapkan infeksi E. coli dan MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus). Tapi Anda harus memakan atau meminum mereka, sedikit menjijikkan sepertinya.

5)      Nyamuk malaria
Sengatan nyamuk malaria dapat menyembuhkan sifilis. Malaria memakan sifilis, membuat pasien menjadi sehat.
6)      Undur-undur
Undur-undur adalah sebutan untuk kelompok serangga dari famili Myrmeleontidae. Dalam bahasa mandarin hewan ini bernama di-gu-niu dan dalam bahasa Inggris disebut Antlion (semut singa). Nama itu diberikan karena kebiasaan larvanya yang memburu semut secara ganas dengan cara menggali jebakan di dalam tanah sehingga dianggap sebagai “singanya para semut”.
Hewan yang biasa berjalan mundur ini dari beberapa kesaksian beberapa orang disebut-sebut dapat menurunkan kadar gula penderita diabetes dan berkhasiat untuk beberapa penyakit lain seperti stroke berat. Ilmu pengobatan Cina pun hingga saat ini masih menggunakannya.







BAB III
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Serangga merupakan kelompok hewan yang paling dominan di muka bumi, yaitu dengan jumlah spesies hampir 80% dari jumlah total hewan di bumi. Dengan jumlah yang sangat melimpah, barangpasti serangga memiliki manfaat bagi manusia dan lingkungan adapun manfaatnya adalah, sebagai bahan konsumsi, sebagai bahan penting bagi ekosistem (Pollinator, Dekomposer, Predator, Parasitoid, Bioindikator ekosistem), Penentu waktu kematian mayat, serta Manfaat yang paling penting ialah sebagai bahan pengobatan.
Dalam hal ini beberapa serangga ada yang dapat kita gunakan sebagai bahan pengobatan yang berguna bagi manusia dalam menyembukan berbagai penyakit dalam maupun penyakit luar, beberapa serangga tersebut contohnya seperti lebah, semut, lalat, kecoa, nyamuk malaria, undur-undur.

3.2.   Saran
Dalam penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui betapa pentingnya peran serangga dalam pengobatan.






DAFTAR PUSTAKA

Galante, E., and Gracia, A.M., 2001. Decomposer Insect. South African Journal of Sciences 75:257-260.
Koesharto, F.X., 1995. Mass Rearing of Arthropod Parasitoid (Hymenoptera:Pteromaldae) of Poultry and Cattle Farm’s Filth Flies.
Marheni, 2003. Kemampuan Beberapa Predator pada Pengendalian Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.).
Jurnal Natur Indonesia 6(2): 84-86 (2004) ISSN 1410-9379. Santoso, M. B., 2007. Predator Musuh Alami yang Berguna.
Satta,A., Acciaro,M., Floris,I., Lentini,A., and Sulas, L., 1998. Insect Pollination of Sulla(H edysarum coronarium L.) and Its Effect on Seed Production in a Mediterranean Environment. CIHEAM – Options Mediterraneennes pgs 373-377.
Shahabuddin, 2003. Pemanfaatan Serangga Sebagai Bioindikator Kesehatan Hutan. Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pascasarjana/S3 Institut Pertanian Bogor Oktober 2003.
Shahabuddin, Hidayat,P., Noerdjito,W.A., and Manuwoto, S., 2005. Research on Insect Biodiversity in Indonesia: Dung Beetles (Coleoptera:Scarabaeidae) And Its Role in Ecosystem. ISSN: 1412-033X Volume 6, Nomor 2 April 2005 HLM: 141-146
Wardhani, T.S., 2007. Perbandingan Populasi Larva Odonata di Beberapa Sungai di Pulau Pinang dan Hubungannya dengan Pengaruh Habitat dan Kualiti
Kalshoven, L.G.E. 1981. The pest of crop Indonesia. Revised and translated by P.A van der Laan. PT Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta. 701 pp
Label:

Post a Comment

Post a Comment

Powered by Blogger.