Material Safety Data Sheet (MSDS) Asam Formiat/Format (Formic Acid)






1.      Nama
a.      Golongan :
Asam karboksilat alifatik (11).
b.      Sinonim / Nama Dagang :
Acid formique; Acido formico; Aminic acid; Formic acid; Formylic acid; Formira; Formisotin; Hydrogen carboxylic acid; Methanoic acid; Mierenzuur.
c.       Nomor Identifikasi :
Nomor CAS : 64-18-6
Nomor RTECS : LQ4900000
Nomor EC (EINECS) : 200-579-1
Nomor UN : 1779

2.      Sifat Fisika Kimia
a.      Nama bahan :
Asam format
b.      Deskripsi :
Bentuk cairan, tidak berwarna, mudah terbakar, berbau tajam, berasa asam. Rumus molekul HCOOH; Berat molekul 46,03; Titik didih 101°C; Titik nyala 69 °C; Titik lebur 8°C; Berat jenis (air=1) 1,19; Mudah larut dalam aseton; Larut dalam air dingin, air panas, dietil eter, benzen, gliserol.
c.       Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) :
Kesehatan 3    = Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 2    = Mudah terbakar
Reaktivitas 0   = Tidak reaktif
Klasifikasi EC :
C                     = Korosif
Xi                    = Iritan
R20                 = Berbahaya jika terhirup
R21                 = Berbahaya jika bersinggungan/kontak dengan kulit
R22                 = Berbahaya jika tertelan
R34                 = Menyebabkan luka bakar
R35                 = Menyebabkan luka bakar yang parah
R40                 = Memiliki keterbatasan bukti karsinogenik
R43                 = Dapat menyebabkan sensitisasi karena kontak dengan kulit
R23/24/25       = Beracun jika dihirup, bersinggungan/kontak dengan kulit dan tertelan
R36/38                        = Iritasi pada mata dan kulit
S23                  = Jangan menghirup uap gas/asap/uap/spray (penamaan yang layak
ditunjukkan oleh produsen)
S26                  = Jika mengenai mata, bilas segera dengan air yang banyak dan cari
pertolongan medis
S45                  = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan
segera bawa ke dokter/rumah sakit/ puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S(1/2)              = Jaga agar berada pada posisi menghadap ke atas dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak
S36/37/39        = kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata/wajah

3.      Penggunaan
Asam format merupakan pereduksi kuat dan banyak digunakan sebagai dekalsifier; digunakan dalam pecelupan warna kain wol, electroplating, menggumpalkan lateks karet, regenerasi karet tua, penyamakan kulit; digunakan dalam pembuatan asam asetat, alil alkohol, format selulosa, resin fenolik, dan oksalat; digunakan dalam pencucian baju, tekstil, insektisida, pendingin, industri kertas, dan di industri obat.

4.      Identifikasi Bahaya
a.      Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat menimbulkan iritasi jika kontak dengan kulit; bersifat iritan dan korosif jika terkena mata; mengiritasi jika tertelan.
Organ sasaran: Sistem pernapasan, paru-paru, kulit, ginjal, hati, mata, sistem saraf pusat.
b.      Rute paparan
1)      Paparan jangka pendek
-          Terhirup
Menghirup kabut bahan dapat menimbulkan iritasi ringan pada saluran napas, yang ditandai dengan batuk, tersedak, dan napas pendek. Menghirup cairan atau semprotan bahan ini dapat menyebabkan kerusakan membran mukosa saluran napas dan iritasi saluran napas.
-          Kontak dengan kulit
Dapat mengiritasi kulit, menyebabkan luka bakar. Peradangan kulit ditandai dengan rasa gatal, kulit bersisik, kemerahan, dan kadang-kadang melepuh.
-          Kontak dengan mata
Bersifat iritan dan korosif jika terkena mata. Peradangan pada mata ditandai dengan kemerahan, mata berair, dan gatal. Cairan atau semprotan bahan ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan membran mukosa mata. Dapat menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
-          Tertelan
Menyebabkan luka korosif lokal, nyeri kerongkongan, rasa seperti terbakar, nyeri perut, kram perut, muntah, diare. Menelan cairan bahan ini dapat menyebabkan kerusakan membran mukosa mulut.

2)      Paparan jangka panjang
-          Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi saluran napas yang mengarah pada sering terjadinya serangan infeksi bronkial.
-          Kontak dengan kulit
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi kulit berat.
-          Kontak dengan mata
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi mata kronis.
-          Tertelan
Kerusakan ginjal yang ditandai dengan adanya albumin dan darah pada urin.

5.      Stabilitas dan reaktivitas
a.      Reaktivitas
Stabil pada tekanan dan suhu normal. Asam format glasial terdekomposisi secara perlahan pada suhu ruang dan menimbulkan kenaikan tekanan jika disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak berventilasi.
b.      Kondisi yang harus dihindarkan
Panas, sumber api, bahan tancampurkan.
c.       Tak tercampurkan / Tancampurkan
Oksidator kuat, basa kuat, asam sulfida pekat, nitrometana, serbuk logam halus, permanganat.
d.      Asam format dengan
Asam sulfida pekat     : Membentuk karbon monoksida
Hidrogen peroksida    : Meledak
Furfuril alkohol           : Meledak
e.       Polimerisasi
Tidak akan terjadi polimerasi.
f.        Bahaya dekomposisi produk
Produk hasil pembakaran: Oksida karbon (karbon monoksida, karbon dioksida)
g.      Korosivitas
Korosif terhadap logam. Sangat korosif dengan adanya tembaga. Tidak korosif dengan adanya kaca dan alumunium.

6.      Penyimpanan
·         Simpan dalam wadah tertutup rapat dan bersegel.
·         Simpan di tempat berventilasi baik.
·         Simpan di tempat yang sejuk.
·         Hindarkan dari sumber api (percikan atau nyala).

7.      Toksikologi
a.      Data pada manusia
TDL0 oral-manusia (perempuan) 2200 mg/kg, dengan efek toksik pada :
-          Paru-paru, toraks, atau pernapasan – sputum (dahak)
-          Ginjal, ureter, kandung kemih – hematuria
-          Nutrisi dan metabolik bruto – asidosis metabolik
TCL0 inhalasi-manusia (laki-laki) 7300 μg/m3/8 jam, dengan efek toksik pada :
-          Ginjal, ureter, kandung kemih – perubahan pada komposisi urin
LDL0 oral-manusia (perempuan) 2440 μg/kg, dengan efek toksik pada :
-          Vaskular – syok
-          Darah – hemolisis lain dengan atau tanpa anemia
-          Nutrisi dan metabolik bruto – asidosis metabolic

b.      Data pada hewan
1)      Data iritasi
Iritasi ringan          : Kulit-kelinci 610 mg.
Iritasi berat            : Mata-kelinci 122 mg.
2)      Data toksisitas
LD50 oral-tikus 1100 mg/kg; LC50 inhalasi-tikus 15 gm/m3/15 bulan; LD50 oral-mencit 700 mg/kg; LC50 inhalasi-mencit 6200 mg/m3/15 bulan; LD50 intraperitoneal-mencit 940 mg/kg; LD50 intravena-mencit 145 mg/kg; LD50 oral-anjing 4 gm/kg; LDL0 intravena-anjing 3 gm/kg; LDL0 intravena-kelinci 239 mg/kg; TDL0 oral-tikus 22680 mg/kg/9 minggu kontinyu; TCL0 inhalasi-tikus 500 ppm/6 jam/12 hari intermittent; TCL0 inhalasi-tikus 64 ppm/6 jam/13 minggu intermittent; TCL0 inhalasi-tikus 50 mg/m3/16 minggu intermittent; TCL0 inhalasi-mencit 500 ppm/6 jam/12 hari intermittent; TCL0 inhalasi-mencit 64 ppm/6 jam/13 minggu intermittent.
3)      Data Karsinogenik
Dinyatakan tidak karsinogenik oleh NTP, IARC, dan OSHA.

8.      Efek Klinis
a.      Keracunan akut
1)      Terhirup
Dapat menyebabkan edema paru, iritasi dan luka bakar pada saluran napas.
2)      Kontak dengan kulit
Menyebabkan iritasi kulit dan luka bakar. Terpapar larutan pekat bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit berat. Dapat diserap oleh kulit. Dapat menyebabkan eritema dan lepuh.
3)      Kontak dengan mata
Menyebabkan iritasi dan luka bakar pada mata. Dapat menyebabkan edema kornea, ulkus, dan scaring.
4)      Tertelan
Berbahaya jika tertelan. Menyebabkan iritasi saluran cerna dan luka bakar yang disertai nyeri perut, muntah, dan kemungkinan kematian. Dapat menyebabkan ulkus, perdarahan, dan nekrosis saluran cerna.
b.      Keracunan kronik
1)      Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi saluran napas yang mengarah pada sering terjadinya serangan infeksi bronkial.
2)      Kontak dengan kulit
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis.
3)      Kontak dengan mata
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi mata kronis.
4)      Tertelan
Menelan bahan sebanyak 1 ons per hari selama 4 minggu tidak menimbulkan efek sakit pada manusia.

9.      Pertolongan Pertama
a.      Terhirup
Segera pindahkan dari tempat paparan ke tempat yang berudara segar. Jika terjadi kesulitan bernapas dapat diberikan oksigen. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Terhirup bahan yang serius: Segera pindahkan dari tempat paparan. Longgarkan bagaian pakaian yang kencang, seperti kerah baju, dasi, ikat pinggang. Jika terjadi kesulitan bernapas dapat diberikan oksigen. Jika korban tidak bernapas, dapat diberikan resusitasi jantung paru (RJP). Peringatan: Kemungkinan timbul bahaya pada penolong jika dilakukan RJP pada korban yang menghirup bahan beracun, menginfeksi, atau korosif. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
b.      Kontak dengan kulit
Segera siram kulit dengan banyak air sekurangnya selama 15 menit. Dapat digunakan air dingin. Tutup kulit yang teriritasi dengan emolien. Lepas pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak kulit yang serius: Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang terpapar dengan krim antibakteri. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
c.       Kontak dengan mata
Lepaskan lensa kontak jika menggunakannya. Segera cuci mata dengan air yang banyak (dapat digunakan air dingin) atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
d.      Tertelan
Jangan merangsang muntah. Jangankan apapun melalui mulut pada pasien yang tidak sadar/pingsan. Longgarkan bagian pakaian yang melekat ketat, seperti kerah baju, dasi, atau ikat pinggang. Jika pasien menelan bahan dalam jumlah besar, segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
e.       Antidotum
Telah dilaporkan pemberian asam folinic dosis tinggi (misal 1 mg/kg setiap 4 – 6 jam hingga terjadi perbaikan klinis) bersamaan dengan hemodialisis, bikarbonat IV, dan furosemide IV pada kasus keracunan akibat menelan asam format.

10.  Penatalaksanaan
a.      Stabilisasi
1)      Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
2)      Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
3)      Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
4)      Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 μg/kg BB.

11.  Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
a.      Batas paparan asam format :
ACGIH TWA                         : 5 ppm (9 mg/m3)
ACGIH STEL            : 10 ppm (18 mg/m3)
IDLH                          : 100 ppm
b.      Ventilasi
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang berlaku.
c.       Proteksi mata
Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.
d.      Pakaian
Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
e.       Sarung tangan
Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
f.        Respirator
Respirator dan konsentrasi maksimum yang dapat digunakan telah ditetapkan OSHA
Untuk konsentrasi ≤ 100 ppm:
Respirator kartrid kimia yang dilengkapi pelindung wajah penuh, kartrid uap organik, dan penyaring debu atau kabut.
Setiap respirator penyuplai udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh, helm, dan tudung kepala.
Setiap alat pernapasan serba lengkap dengan pelindung wajah penuh.
Konsentrasi > 100 ppm atau masuk dan keluar dari konsentrasi yang tidak diketahui:
Peralatan pernapasan serba lengkap dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam kondisi perlu tekanan atau tekanan positif lain.
Kombinasi respirator yang meliputi respirator penyuplai udara Tipe C dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam kondisi memerlukan tekanan atau tekanan positif lain atau mode terus mengalir dan peralatan bantu pernapasan serba lengkap yang dioperasikan dalam kondisi memerlukan tekanan atau tekanan positif lain.
g.      Escape
Setiap masker gas yang memberikan perlindungan terhadap uap organik dan partikulat. Setiap escape alat pernapasan serba lengkap.

12.  Manajemen Pemadam Kebakaran
a.       Bahaya ledakan dan kebakaran : Mudah terbakar di dekat nyala, percikan, dan panas. Sedikit mudah terbakar di dekat logam.
b.      Media pemadam kebakaran : Bahan kimia kering, air, busa alkohol, karbon dioksida.
c.       Kebakaran kecil: Gunakan serbuk kimia kering, karbon dioksida, semprotan air, busa.
d.      Kebakaran besar: Gunakan kabut, busa atau basahi dengan semprotan air, jangan gunakan water jet.

13.  Manajemen Tumpahan
Tumpahan sedikit: Encerkan dengan air. Gunakan bahan kering yang inert untuk menyerap cairan, lalu masukkan ke dalam wadah pembuangan yang sesuai. Jika diperlukan, gunakan larutan natrium karbonat encer untuk menetralisir residu.
Tumpahan yang banyak: Jauhkan dari sumber api, panas dan bahan yang mudah terbakar. Jika dapat dilakukan tanpa risiko, hentikan kebocoran dengan segera. Serap tumpahan bahan dengan tanah kering, pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Jangan masukkan air ke dalam wadah pembuangan. Jangan sentuh tumpahan bahan.

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
ASAM ASETAT

1.      Pengertian Dan Konsep
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.

2.      Nama-Nama Asam Asetat Glasial

a.             Acetic Acid (glasial)
b.            Asam metanoat
c.             Azunzuur
d.            Asam cuka (Vinegar)
e.             Essigsaure
f.             Acide acetque
g.            Acidium aceticum
h.            Ethanoic acid


3.      Penamaan
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata Latin acetum, yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas-air membentuk kristal mirip es pada 16.7 °C, sedikit di bawah suhu ruang.

4.      Produksi
Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami melalui fermentasi bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi asam asetat dihasilkan melalui jalur alami, namun kebanyakan hukum yang mengatur bahwa asam asetat yang terdapat dalam cuka haruslah berasal dari proses biologis. Dari asam asetat yang diproduksi oleh industri kimia, 75% diantaranya diproduksi melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternatif.
5.      Cara Pembuatan Asam Asetat Glasial
a.       Karbonilasi Metanol
1)      Dalam reaksi ini, methanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam asetat.
2)      Proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, reaksi ini melalui tiga tahap, dengan katalis logam kompleks pada tahap kedua.
b.      Oksidasi Asetaldehida
1)      Asetaldehida yang digunakan dihasilkan melalui oksidasi Butana atau Nafta ringan, ketika dipanaskan bersama udara disertai dengan beberapa ion logam, terbentuk Peroksida yang selanjutnya terurai menjadi Asam Asetat.
2)      Melalui kondisi dan katalis yang sama asetaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen udara menghasilkan asam asetat.

6.      Sifat Fisik Dan Kimia

·         Bentuk: Cairan
·         Warna: Tidak berwarna
·         Bau: Tajam
·         Nilai pH (50g/l H2O): (20oC) 2,5
·         Kekentalan Dinamik: (20oC) 1,22 mm2/s
·         Kekentalan Kinematik: (20oC) 1,77
·         Titik lebur: (17oC)
·         Titik didih: 116-118
·         Suhu penyalaan: 485oC
·         Titik nyala: 39oC
·         Batas ledakan: Lebih rendah 4 Vol%, leboh tinggi 19,9 Vol%
·         Tekanan uap: (20oC) 1,54 hPa
·         Densitas uap relatif: 2,07
·         Densitas; (20oC) 1,05 g/cm3
·         Kelarutan dalam air: (20oC) Dapat larut
·         Log Pow: -0,17
·         Faktor Biokonsentrasi: 1
·         Indeks Refraksi: (20oC) 1,37


7.      Penyimpanan Asam Asetat Glasial
·         Jauhkan bahan dari nyala api.
·         Tutup wadah dengan rapat dan hati-hati bila membuka tutup wadah.
·         Simpan dalam wadah yang kuat dan tahan bocor dalam ruangan yang berventilasi pada suhu diatas 16oC (titik beku).
·         Jauhkan dari bahan inkompatibel: Oksidator (Kromat, Permanganat, Perklorat, basa kuat seperti NaOH dan logam).
·         Simpan dalam area terpisah dan disetujui.
·         Simpan wadah tertutup rapat dan disegel sampai siap untuk digunakan.
·         Hindari semua sumber-sumber pengapian (percikan atau api)

8.      Stabilitas Reaktifitas
·         Kondisi yang harus dihindarkan yaitu pemanasan.
·         Suhu < 0oC
·         Bahan yang harus dihindari: Beresiko meledak dengan zat pengoksid.
·         Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan logam (Besi, Zinc, Magnesium)
·         Dinyatakan meledak dengan udara dalam uap atu gas jika di panaskan.

9.      Identitas Bahaya
·         Dapat terbakar.
·         Mengakibatkan luka bakar yang parah.
·         Uap asam dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan.
·         Kadar yang tinggi dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan akumulasi cairan pada paru-paru.
·         Dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kerusakan mata permanen.
·         Bila tertelan dapat menyebabkan gangguan saluran usus.

10.  Batas Pemaparan Yang Diperbolehkan
Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
Di Indonesia, menurut SNI 19-0232-2005 NAB Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia di udara tempat kerja ICS 13.040.30 Badan Standardisasi Nasional (BSN), Nilai ambang batas untuk zat kimia Asam asetat (64-19-7) mempunyai Bilai Ambang Batas sebesar 25 mg/mdan 10 bds (bagian dalam sejuta).

11.  Informasi Toksikologi (Potensi Efek Kesehatan)
a.       Rute masuk: Terserap melalui kulit. Dermal kontak. Kontak mata. Inhalasi. Konsumsi.
b.      Efek jangka pendek (akut)
Uap asam dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggookan. Kadar yang tinggi dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan akumulasi cairan pada paru-paru. Jika terkena gas tersebut dapat mengakibatkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Tersentuh dengan kulit dapat menghasilkan luka bakar. Terhirup gas tersebut akan menghasilkan iritasi pada saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang pada mata ditandai dengan mata kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan gatal, merah pada kulit.
Efek Kesehatan Akut Potensi: Kulit: Sangat menjengkelkan dan korosif. Menyebabkan gangguan pada kulit (memerah dan gatal, peradangan). Dapat menyebabkan terik, kerusakan jaringan dan luka bakar. Mata: Sangat menjengkelkan dan korosif. Menyebabkan iritasi mata, lakrimasi, kemerahan, dan nyeri. Dapat menyebabkan luka bakar, penglihatan kabur, konjungtivitis, kerusakan kornea dan konjungtiva dan permanen cedera. Penghirupan: Menyebabkan iritasi saluran pernapasan parah. Mempengaruhi organ arti (hidung, telinga, mata, rasa), dan darah. Dapat menyebabkan pneumonitis kimia, bronkitis, dan edema paru. Eksposur parah dapat menyebabkan jaringan paru-paru kerusakan dan korosi (ulkus) pada selaput lendir. Inhalasi juga dapat menyebabkan rhinitis, bersin, batuk, menindas perasaan dalam nyeri dada atau dada, dyspnea, mengi, takipnea, sianosis, air liur, mual, pusing, otot kelemahan. Tertelan: Cukup beracun. Korosif. Menyebabkan gangguan saluran pencernaan (pembakaran dan rasa sakit dari mulut, tenggorokan, dan perut, batuk, ulserasi, perdarahan, mual, kejang abdomial, muntah, hematemesis, diare. Juga dapat mempengaruhi hati (gangguan fungsi hati), perilaku (kejang-kejang, giddines, kelemahan otot), dan saluran kemih sistem - ginjal (hematuria, Albuminuria, nephrosis, gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut). Juga dapat menyebabkan dispnea atau asfiksia. Juga dapat menyebabkan syok, koma dan kematian.

c.       Efek Jangka panjang (kronis)
Iritasi pada hidung, tenggorokan, mata dan kulit, serta dapat menimbulkan erosi pada gigi.Berbahaya jika terjadi terkena kulit, tertelan, terhirup. Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia, mutagenik untuk bakteri dan  ragi. Substansi mungkin beracun untuk ginjal, mukosa, selaput, kulit, gigi. Jika terkena zat ini secara berkelanjutan dapat merusak organ saraf. Terkena dalam waktu yang lama dengan  zat tersebut dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah, menyebabkan iritasi saluran pernapasan, menyebabkan serangan infeksi bronkus.
Efek Kesehatan kronis Potensi: Paparan kronis melalui konsumsi dapat menyebabkan menghitam atau erosi pada gigi dan rahang nekrosis, faringitis, dan gastritis. Ini mungkin juga perilaku (mirip dengan akut konsumsi), dan metabolisme (berat badan). Paparan kronis melalui inhalasi dapat menyebabkan asma dan / atau bronkitis dengan batuk, dahak, dan / atau sesak napas. Hal ini juga dapat mempengaruhi darah (leukosit menurun count), dan sistem kemih (ginjal). Kontak kulit berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan penebalan, menghitam, dan cracking kulit. Efek mutagenik: mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi. Dapat menyebabkan kerusakan berikut organ: ginjal, selaput lendir, kulit, gigi. Tidak ada data manusia ditemukan.
d.      Keracunan untuk Hewan
PERINGATAN: LC50 atas nilai tertera di bawah ini adalah estimasi berdasarkan sebuah sambungan 4-jam. Oral akut toksisitas (LD50): 3310 mg / kg [Tikus]. Toksisitas kulit akut (LD50): 1060 mg / kg [Kelinci]. Toksisitas akut dari uap (LC50): 5620 1 jam.
e.       Efek lain Beracun pada Manusia 
Sangat berbahaya jika terjadi inhalasi (korosif paru). Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), menelan. Berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, permeator), kontak mata (korosif).

12.  Tindakan Pertolongan Pertama
a.      Mata
Jika terkena mata segera siram dengan air bersih yang banyak dan mengalir sekurang-kurangnya selama 10 menit. kemudian hubungi petugas medis segera.
b.      Kulit
Jika terkena kulit, segera basuh kulit dengan air yang banyak dan mengalir sedikitnya selama 15 menit. Olesi dengan Polyethylene Glycol atau dapat menghubungi perawatan medis dengan segera. Jika terkena pakaian, segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi
c.       Terhirup
Jika terhirup, segera cari tempat yang mengandung udara bersih dan segar. Jika pingsan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan medis perhatian segera.
d.      Tertelan
Diusahakan untuk tidak  memuntahkannya kecuali bila diarahkan oleh petugas medis. Berikan air minum yang banyak. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang pingsan. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.

13.  Kebakaran Dan Cara Pencegahannya
a.       Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung tangan latextidak melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam asetat pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 °C (102 °F), dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak di udara (ambang ledakan: 5.4%-16%)Resiko yang khusus, mudah menyala, uap lebih berat dari pada udara.
b.      Uap asam asetat memungkinkan membentuk ledakan campuran dengan udara.
c.       Reaksi antara asam asetat dan bahan-bahan seperti 5-azidotetrazole, pentafluoride brom, kromium trioksida, hydrogen peroksida, kalium permanganate, atrium peroksida dan triklorida phorphorus.
d.      Tindakan pencegahan kebakaran dapat dilakukan dengan cara media yang cocok untuk pemadaman air, CO2, busa, Powder dan apabila memadamkan dengan air, cegahlah air pemadam kebakaran memasuki permukaan air tanah  karena mengandung uap yang keluar dari air.

14.  Tindakan Terhadap Tumpahan Dan Kebocoran
a.      Tumpahan kecil
Encerkan dengan air dan mengepel atau menyerap dengan bahan inert dan tempat kering dalam wadah pembuangan limbah baik. Jika diperlukan menetralisir residu dengan larutan encer natrium karbonat.
b.      Tumpahan besar
1)      Mudah terbakar cair, korosif cair. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Hentikan kebocoran jika tanpa resiko.
2)      Jika produk dalam bentuk padat, gunakan sekop untuk menaruh materi ke dalam wadah pembuangan limbah nyaman.
3)      Jika produk dalam bentuk cair:
-          Menyerap dengan bumi kering, pasir atau non materi yang mudah terbakar.
-          Jangan sampai air dalam container.
-          Menyerap dengan bahan inert dan menempatkan bahan yang tumpah dalam pembuangan limbah yang baik.
-          Jangan menyentuh bahan tumpah.
-          Gunakan air semprot tirai untuk menglihkan melayang uap.
-          Mencegah masuk ke dalam selokan, ruang bawah tanah atau daerah terbatas. Tanggul jika diperlukan.
-          Meminta bantuan bila dibuang.
-          Menetralisir residu dengan larutan encer natrium karbonat.
-          Perlindungan pribadi dalm kasus tumpahan besar dapat menggunakan splash kacamata, uap respirator, boots, sarung tangan dan sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindri inhalasi produk.

15.  Tindakan Pencegahan Dan Perlindungan Diri
·         Jauhkan dari api dan sumber api.
·         Jangan ditelan. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan tunjukan wadah atau label.
·         Pribadi perlindungan: Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) berupa splash kacamata, sintetis celemek, uap respirator, masker, boots, sarung tangan dan sebuah alat bernafas mandiri contained harus digunakan untuk menghindri inhalasi produk. Pastikan untuk menggunakan respirator yang disetuju/bersertifikat/setara. Sarung tangan (Tahan).
·         Tahan nafas jika berhadapan dalam bentuk gas/asap/uap/semprotan.
·         Jangan pernah menambahkan air pada produk ini. Dalam hal ventilasi cukup, pakai pernapasan yang sesuai eralatan.
·         Hindari kontak dengan kulit dan mata.
·         Jauhkan dari incompatibles seperti agen oksidasi, mengurangi agen logam, asam, alkali.
·         Rekayasa kontrol: sediakan ventilasi pembuangan atau kendali teknik lain.

16.  Pembuangan Limbah
Metode pembuangan limbah:
a.       Buanglah sesuai dengana semua yang berlaku federal, Negara dan peraturan local.
b.      Selalu kontak pemelihara limbah diizinkan (TSP) untuk memastikan kepatuhan.

17.  Manfaat Dan Kegunaan
Asam asetat memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia,tidak hanya itu asam asetat juga berperan dalam perindustrian dan kesehatan, yaitu:
a.       Dalam industri makanan asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman, pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan, serta untuk menambah rasa sedap pada masakan.
b.      Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM).
c.       Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil. Sekitar larutan 12,5% untuk makanan.
d.      Reagen untuk analisa.
Label:

Post a Comment

Post a Comment

Powered by Blogger.