TEMANKU
Oleh Icuk Sugiarto Sesa. A
“Rahmat!” begitu lantang suara itu dan tak salah lagi itu suara temanku yang paling baik.”Hei!,hehehe aduh pagi-pagi udah ada penggemar nih!” kataku sambil tersenyum kepada temanku yang kulitnya putih langsat itu menambah,” hah..hah..ge-er kamu!,duh tadi di panggil tak nyahut sih!,cape nih,”gerutu temanku kalau cemberut,” hahaha maaf-maaf saya kira tadi ada siapa!”,godaku “huuu..?,” temanku tersenyum, ”Hei! ayo kita ke kelas sudah mau masuk!”eh..iya iya!” kataku gagap dan mengikuti temanku dari belakang.
“Uh...pusing arah vektor, gaya,momentum..semuanya membuatku ingin pu-sing!” keluhku pada pelajaran Fisika,”eits,kenapa Rahmat?, padahal Fisika itu menyenangkan loh dan jangan lupa angka-angkanya lucu”, temanku ini memang selalu mengibaratkan semua pelajaran dengan istilah-istilah yang menurunya lucu.
Pelajaran
pun usai saatnya PULANG!.Mungkin bagiku bel pulang sekolah adalah bel yang
paling indah karena semua murid berhamburan keluar untuk berlomba siapa yang
pertama sampai ke rumahnya,seperti yang aku lakukan ini. Setiap pulang sekolah
tanpa basa basi aku merapikan buku dan memasukkanya ke dalam tas
dan.............LARI!!! keluar kelas hehehe....Tapi, aku tak mengerti pada
temanku ini, dia selalu santai saat bel pulang setiap kutanya ‘mau pulang?’,dia
menjawab dengan singkat ‘tidak, aku mau ke perpustakaan dulu”. Hmmm,dia memang
sangat rajin, padahal menurutku dia tak belajar pun selalu rangking.Iya temanku
itu sangat cerdas walaupun sifatnya seperti anak kecil dan dia sangat
bersemangat! Kalau dipikir-pikir kenapa aku tidak menirunya?.Malah
sebaliknya,aku sedikit pemalas,kurang cerdas.
Tak
terasa waktupun cepat berlalu.Temanku makin lama,makin rajin, energik dan
cerdas.Sudah lama aku menyimpan rasa kagum padanya tapi aku tak memiliki
keberanian untuk mengungkapkanya, ahh mungkin jadi temannya sudah cukup.”Rahmat
!”,” astaga..! ..hmm kenapa selalu teriak-teriak sih pelan-pelan saja, aku bisa
jantungan”,ucapku karena saking kagetnya,” hehehe..maaf,oh iya kenapa Rahmat, akhir-akhir
ini selalu”, aku hanya tersenyum..ah andai dia tahu aku melamun karena
dia,”eh,Kamu nanti setelah lulus kamu mau kemana?”tanyanya padaku, oh
iya!,huft kenapa aku membuang waktu dan tidak memikirkan masa
depanku,”eh..entahlah masih ragu-ragu,memang kamu mau kemana ?”, ”aku mau ke
SMA Negeri 18 , mutu sekolah nya bagus jadi Rahmat mau ke sana, hehe”,”oh”, jawabku, aku bisa
satu sekolah lagi dengannya. Aku ingin sekolah di SMA Negeri 18.”hei,jangan
melamun lagi!..hehe jadi kira-kira mau kemana?”,”hmm, ke SMA Negeri 18 ”,”oh..bagus
!..Mudah-mudahan kita bisa berprestasi nanti disana,ya!.Oh iya jangan lupa
kawan lama ya? Hehe”,ah senyumnya membuat aku jadi semangat!.
Ujian Nasional kulalui dengan mulus.Syukurlah akhirnya kami diterima di SMA favorit masing-masing meski beda kelas. Kadangkala kami selalu berhubungan lewat media elektronik sekedar menanyakan kabar,tapi mungkin itu yang ada dipikiran temanku.Hanya bagiku itu sebagai penawar rindu karena suaranya yang lantang memanggil namaku.Banyak pelajaran yang kudapat dari temanku itu.Untuk belajar bersabar dan bersyukur seperti kejadian saat kelas 2 smp yang lalu. Meski aku dan Rahmat jarang bertemu, kami terus berteman hingga saat ini.
Ujian Nasional kulalui dengan mulus.Syukurlah akhirnya kami diterima di SMA favorit masing-masing meski beda kelas. Kadangkala kami selalu berhubungan lewat media elektronik sekedar menanyakan kabar,tapi mungkin itu yang ada dipikiran temanku.Hanya bagiku itu sebagai penawar rindu karena suaranya yang lantang memanggil namaku.Banyak pelajaran yang kudapat dari temanku itu.Untuk belajar bersabar dan bersyukur seperti kejadian saat kelas 2 smp yang lalu. Meski aku dan Rahmat jarang bertemu, kami terus berteman hingga saat ini.
Post a Comment
Post a Comment